Certified Positive Discipline Parent Educator, Damar Wahyu Wijayanti, menegaskan bahwa anak memiliki keunggulan yang tidak dapat disaingi oleh Artificial Intelligence (AI), yakni pemahaman terhadap nilai-nilai budi pekerti dalam kehidupan. Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, ia menjelaskan bahwa AI, meskipun serba bisa, tetap tidak dapat meniru aspek kemanusiaan seperti empati dan kasih sayang. Menurutnya, kemampuan anak terus berkembang berdasarkan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tua, sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh AI yang hanya mengolah data dan meniru manusia.
Damar, yang juga Co-Founder goodenoughparents.id, menambahkan bahwa anak yang dibentuk dengan budi pekerti sejak kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh empati. Sebaliknya, AI, meskipun cerdas, tidak mampu merasakan emosi. Ia juga menyoroti bahwa dalam perkembangannya, baik anak maupun AI dapat menjadi cerminan dari apa yang diajarkan oleh pemiliknya. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting dalam mengajarkan anak untuk menggunakan AI dengan bijak, seperti tidak melakukan plagiarisme dan tetap berusaha dalam menyelesaikan tugas tanpa bergantung sepenuhnya pada teknologi.
Damar menekankan bahwa anak harus tetap didorong untuk berpikir secara mandiri dan tidak mengandalkan AI dalam setiap aspek kehidupan. Ia mengingatkan bahwa budi pekerti mengajarkan nilai-nilai seperti ketekunan, tanggung jawab, dan ketahanan dalam menghadapi tantangan. Meskipun keterampilan menggunakan AI penting untuk dikembangkan, anak juga perlu memiliki kemampuan pendamping agar dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih bijak dan bertanggung jawab.