Angkatan Udara AS bersama Presiden Donald Trump telah mengonfirmasi bahwa mereka akan melanjutkan produksi pesawat tempur F-47 Next Generation Air Dominance (NGAD). Diharapkan mulai beroperasi pada akhir dekade ini, F-47 akan menggantikan F-22 Raptor sebagai jet tempur unggulan AS. Boeing dipilih sebagai kontraktor utama, mengalahkan Lockheed Martin, produsen F-22. Sebagai jet tempur generasi keenam, F-47 akan dilengkapi dengan teknologi futuristik yang sangat canggih.
Pesawat tempur generasi keenam ini dirancang sebagai bagian dari sistem yang lebih besar, berfungsi sebagai pusat komando udara yang mampu mengendalikan drone dan memiliki kemampuan situasional yang sangat tinggi. Beberapa negara Eropa bahkan langsung menuju pengembangan pesawat generasi keenam, tanpa mengembangkan generasi kelima.
Jet tempur ini direncanakan untuk dilengkapi dengan teknologi senjata canggih seperti laser, teknologi siluman, sensor yang sangat canggih, kecerdasan buatan (AI), dan lainnya. Selain AS dan negara-negara Eropa, China juga tengah mengembangkan pesawat serupa.
“Dilengkapi dengan rudal hipersonik dengan jangkauan lebih dari 300 km untuk pertempuran udara-ke-udara, F-47 juga dilengkapi senjata energi terarah untuk pertahanan jarak dekat. Salah satu fitur paling revolusioner adalah kemampuannya untuk mengerahkan dan mengendalikan armada drone serta pesawat otonom,” ujar Augustine Vinod, pengamat dari AutomicroUAS.
Selain itu, F-47 akan mengintegrasikan AI yang tidak hanya membantu tetapi juga memprediksi, menganalisis, dan membuat keputusan pertempuran lebih cepat daripada manusia. AI juga digunakan untuk mengelola sensor, menganalisis ancaman, dan merespons gangguan. AI akan berperan dalam menetapkan prioritas target dan memberikan rekomendasi serangan secara real-time, serta merencanakan misi dengan lebih efisien.
Dalam simulasi uji coba sebelumnya, sistem berbasis AI mampu mengalahkan pilot manusia berpengalaman dalam pertempuran udara. “Namun, AI tidak menggantikan pilot, melainkan berfungsi sebagai pengganda kekuatan, memungkinkan pilot untuk fokus pada keputusan strategis, sementara mesin menangani kekacauan yang ada,” tambah Vinod yang dikutip dari Eurasian Times.
Mengikuti tren penggunaan drone dalam pertempuran, jet tempur generasi keenam seperti F-47 akan terbang dengan kawanan drone untuk mendukung dan melindunginya. Trump sendiri menyebutkan bahwa pesawat ini tidak akan terbang sendirian, melainkan akan diterbangkan bersama sejumlah besar drone.
“F-47 akan terbang bersama drone—sejumlah pesawat tanpa awak, sebanyak yang diinginkan. Ini adalah teknologi baru yang belum ada pada pesawat lain,” ujar Trump dalam pengumumannya.
Dengan teknologi AI dan armada drone, F-47 diprediksi akan menjadi aset utama dalam pertempuran masa depan, dengan drone yang mampu melakukan berbagai tugas seperti pengintaian, peperangan elektronik, hingga serangan kamikaze.
F-47 direncanakan untuk mengendalikan beberapa UAV seperti XQ-58 Valkyrie, yang beroperasi semi-independen atau di bawah kontrol pilot, mengubah lanskap kekuatan udara.