MMA Innovate Indonesia 2025 resmi dimulai pada Rabu (22 Januari 2025) di Hotel Park Hyatt, Jakarta. Acara ini mengusung tema yang sangat relevan di era digital: transformasi teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dalam kampanye Ramadan 2025. Diskusi pada acara tersebut berfokus pada pemanfaatan AI yang terus berkembang untuk menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif selama bulan Ramadan.
Dalam pidatonya, Sutanto Hartono, Ketua MMA Global Indonesia, menyampaikan bahwa konsumsi konten meningkat signifikan selama Ramadan, dengan pertumbuhan antara 15 hingga 20 persen. Tren ini, menurut Sutanto, terlihat jelas pada platform digital, di mana masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu mengakses konten online.
Sutanto juga menyoroti bahwa Ramadan adalah periode yang strategis untuk belanja iklan, mengingat pengeluaran konsumen untuk kebutuhan pribadi meningkat sekitar 30 hingga 40 persen. Momentum ini, kata Sutanto, memberikan peluang besar bagi pemasar untuk meluncurkan kampanye yang efektif dan relevan.
Ia menambahkan bahwa Ramadan bukan hanya waktu untuk meningkatkan penjualan, tetapi juga momen untuk memperkuat hubungan antara merek dan konsumen melalui kampanye yang bermakna. Dengan memanfaatkan teknologi dan AI, pemasar dapat meningkatkan kualitas kampanye mereka sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan audiens.
Selain itu, Sutanto menjelaskan pentingnya adopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan ROI (Return on Investment). MMA Global Indonesia bertujuan untuk mendukung pemasar dengan alat, wawasan, dan strategi yang membantu mereka menciptakan hubungan lebih kuat dengan konsumen dan mencapai pertumbuhan bisnis.
Pada kesempatan yang sama, ia juga menekankan pentingnya membangun hubungan yang lebih mendalam dengan audiens selama Ramadan. “Ini adalah momen untuk introspeksi dan memperkuat koneksi.” Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menciptakan kampanye yang lebih relevan dan berarti,” ujar Sutanto.
Sementara itu, pemerintah Indonesia juga meluncurkan platform INA Digital untuk mendukung transformasi digital di sektor layanan publik. Platform ini dirancang untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi pemerintah yang tersebar di berbagai daerah, sehingga mempermudah akses layanan melalui satu portal terpusat.
Namun, tantangan seperti fragmentasi data dan kesenjangan infrastruktur teknologi informasi masih menjadi hambatan. Ramprakash Ramamoorthy, Direktur Riset ManageEngine, menegaskan bahwa pengintegrasian data adalah kunci keberhasilan transformasi digital ini.
Dengan perkembangan teknologi, khususnya AI, diharapkan pemerintah terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas layanan publik dan memperluas digitalisasi di berbagai sektor.