Pada tanggal 4 Januari 2025, pemerintah Jepang mengumumkan rencana ambisius untuk membangun sistem transportasi berbasis conveyor belt yang akan menghubungkan Tokyo dan Osaka. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan pengemudi truk yang semakin parah di negara tersebut serta memenuhi permintaan pengiriman barang yang terus meningkat.
Kekurangan pengemudi truk di Jepang telah menjadi isu serius, terutama setelah penerapan undang-undang baru yang membatasi jam kerja lembur bagi pengemudi. Dengan populasi yang menua dan kurangnya minat generasi muda untuk bergabung dalam industri ini, diperkirakan akan ada kekurangan 35% pengemudi truk pada tahun 2030. Sistem conveyor belt ini diharapkan dapat menggantikan peran sekitar 25.000 pengemudi truk setiap harinya, sehingga meningkatkan efisiensi logistik.
Rencana pembangunan mencakup pembangunan jalan otomatis sepanjang 500 kilometer yang akan menggunakan kendaraan tanpa awak untuk mengangkut barang. Sistem ini dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari, dengan kotak transportasi besar yang bergerak di sepanjang jalur khusus di tengah jalan raya. Alat berat otomatis juga akan digunakan untuk memuat dan membongkar barang, menjadikan proses pengiriman lebih cepat dan aman.
Selain meningkatkan efisiensi logistik, proyek ini juga bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan mengalihkan sebagian besar transportasi barang dari truk ke sistem conveyor belt, Jepang berharap dapat mengurangi jejak karbon dari sektor transportasi. Menteri Transportasi Jepang, Tetsuo Saito, menyatakan bahwa proyek ini tidak hanya akan menyelesaikan krisis logistik tetapi juga berkontribusi pada upaya nasional untuk mengurangi emisi.
Meskipun proyek ini menjanjikan banyak manfaat, biaya pembangunan diperkirakan mencapai hingga ¥3,7 triliun (sekitar $24 miliar). Uji coba sistem direncanakan akan dimulai pada tahun 2027 atau awal 2028, dengan harapan dapat beroperasi penuh pada pertengahan tahun 2030-an. Ini menunjukkan komitmen pemerintah Jepang dalam menghadapi tantangan logistik dan lingkungan.
Dengan rencana pembangunan conveyor belt dari Tokyo ke Osaka, Jepang menunjukkan langkah inovatif dalam sektor transportasi. Proyek ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan masalah kekurangan pengemudi tetapi juga memberikan solusi ramah lingkungan bagi industri logistik. Semua mata kini tertuju pada perkembangan proyek ini dan dampaknya terhadap sistem transportasi di Jepang di masa depan.