Tag Archives: Kecerdasan Buatan

https://shopthebootrack.com

Apple Watch dan watchOS 12: Kecerdasan Buatan yang Masih Penuh Misteri

Apple sedang mempersiapkan peluncuran watchOS 12, yang kali ini membawa label “Powered by Apple Intelligence.” Meski terdengar seperti langkah besar dalam dunia kecerdasan buatan, banyak yang meragukan dampaknya pada Apple Watch. Perangkat ini tidak memiliki komputasi tinggi seperti iPhone atau iPad, sehingga fitur-fitur AI yang diusung kemungkinan besar bergantung pada cloud, seperti yang diungkapkan oleh analis terkenal, Mark Gurman.

Meskipun demikian, Apple tetap percaya diri dengan label “Apple Intelligence” untuk software ini, sebagai bagian dari rencana besar mereka di ajang WWDC 2025. Tahun ini, Apple memang ingin memperkenalkan kecerdasan buatan di seluruh platformnya—dari iOS, iPadOS, macOS, hingga watchOS. Meskipun Apple Watch bukan perangkat utama dalam hal AI, namun tetap mendapatkan sentuhan teknologi ini.

Selain itu, watchOS 12 juga akan memperkenalkan tampilan visual yang lebih segar. Meski tidak ada perubahan besar, pengguna akan melihat animasi yang lebih halus, widget yang diperbarui, serta desain antarmuka yang lebih seragam dengan iPhone dan Mac. Namun, banyak yang masih skeptis dengan janji Apple, mengingat kegagalan sebelumnya dengan fitur “Intelligent Siri.” Kepercayaan publik terhadap inovasi Apple pun sedikit terguncang, sehingga perlu adanya demo nyata di panggung WWDC untuk membuktikan apakah fitur ini benar-benar siap digunakan.

Apakah fitur-fitur baru ini cukup menarik untuk membuat orang tertarik pada generasi berikutnya dari Apple Watch? Hanya waktu yang bisa menjawab setelah Apple memamerkan semua fitur barunya di panggung WWDC.

Gemini Bersuara, Google Workspace Kini Lebih Pintar dan Personal

Google resmi menghadirkan pembaruan besar pada rangkaian aplikasi produktivitasnya melalui integrasi Gemini, chatbot berbasis kecerdasan buatan generatif, ke dalam layanan Google Workspace seperti Docs, Sheets, Chat, Meet, hingga Vids. Salah satu fitur unggulannya adalah kemampuan AI untuk mengubah dokumen teks menjadi audio, mirip podcast, baik secara keseluruhan maupun hanya bagian pentingnya. Fitur audio ini terinspirasi dari NotebookLM dan akan diuji coba oleh pengguna alfa dalam beberapa minggu ke depan. Menjelang akhir Juni, AI akan mampu menyempurnakan struktur tulisan, memperjelas gagasan, hingga menyarankan argumen yang lebih kuat di Docs, serta akan hadir di Sheets dengan kemampuan analisis tren tersembunyi dan pembuatan grafik otomatis. Di Meet, pengguna bisa memanfaatkan Gemini untuk merangkum bagian rapat yang terlewat, menjelaskan keputusan, hingga menyusun poin sebelum berbicara secara virtual, dan dijadwalkan tersedia secara umum sebelum akhir Juni. Sementara itu, fitur “@gemini” di Chat akan memungkinkan pengguna memperoleh ringkasan percakapan mencakup pertanyaan terbuka, keputusan penting, hingga langkah selanjutnya melalui program Labs. Untuk pengguna Vids, AI akan membantu membuat klip berkualitas tinggi melalui model Veo 2. Google juga memperkenalkan Workspace Flows, sistem otomasi kerja antar aplikasi yang didukung oleh Gems, agen AI yang dapat menjalankan riset dan pembuatan konten. Sebagai tambahan, kini pengguna bisa memilih lokasi pemrosesan data AI sesuai dengan preferensi regional, memperkuat komitmen Google terhadap perlindungan data pribadi global seperti GDPR.

Meta Luncurkan Llama 4 Scout dan Maverick, AI Cerdas yang Efisien dan Nggak Rakus Daya

Meta baru saja memperkenalkan dua model kecerdasan buatan terbarunya dari lini Llama 4, yakni Llama 4 Scout dan Llama 4 Maverick. Kedua model ini dirancang untuk memberikan performa maksimal dengan konsumsi daya komputasi yang lebih efisien. Llama 4 Scout hadir sebagai model ringan yang hanya memerlukan satu GPU Nvidia H100 untuk bekerja, namun sudah mendukung jendela konteks hingga 10 juta token. Ini berarti model bisa memproses data dalam jumlah besar dalam satu kali jalankan tanpa membebani sistem secara berlebihan.

Meski ukurannya tergolong kecil dibandingkan model AI lainnya, Scout berhasil menunjukkan performa impresif. Dalam sejumlah pengujian, model ini mampu melampaui performa model dari pesaing seperti Google Gemma 3 dan Mistral 3.1, menjadikannya pilihan ideal untuk penggunaan AI yang mengutamakan efisiensi tanpa mengorbankan kekuatan pemrosesan. Di sisi lain, bagi kebutuhan komputasi yang lebih berat, Llama 4 Maverick hadir sebagai solusi tangguh. Model ini setara dengan GPT-4o dan DeepSeek-V3 dalam hal kemampuan pengkodean dan penalaran tingkat lanjut.

Yang membuat Maverick menarik adalah efisiensinya dalam mengaktifkan parameter—hasil tinggi bisa dicapai dengan jumlah parameter aktif yang lebih sedikit. Semua model Llama 4 memakai arsitektur mixture of experts (MoE), memungkinkan aktivasi selektif bagian model sesuai kebutuhan, demi efisiensi komputasi. Meskipun disebut open-source, lisensi penggunaannya tetap terbatas, terutama untuk perusahaan besar. Model ini kini sudah terintegrasi di layanan Meta seperti WhatsApp, Messenger, dan Instagram. Nantikan informasi lebih lanjut di acara LlamaCon tanggal 29 April mendatang.

“Menyongsong Masa Depan: Teknologi 6G Siap Ubah Dunia Digital”

Perkembangan teknologi komunikasi terus melaju dengan cepat, dan kini dunia tengah bersiap menyambut kehadiran jaringan generasi keenam, atau 6G. Diperkirakan mulai distandardisasi pada tahun 2025, 6G menjanjikan revolusi konektivitas dengan kecepatan data yang diklaim mencapai 100 kali lebih tinggi dibandingkan 5G, serta latensi yang hampir tidak terasa. Peningkatan performa ini membuka peluang besar untuk menghadirkan pengalaman digital yang jauh lebih mendalam dan efisien dalam segala aspek kehidupan.

Teknologi 6G diproyeksikan menjadi pondasi berbagai inovasi masa depan. Dalam kota pintar, misalnya, jaringan ini memungkinkan pemantauan dan pengelolaan infrastruktur secara real-time, dari sistem transportasi, distribusi energi, hingga pengawasan keamanan yang lebih responsif. Kendaraan otonom juga akan sangat diuntungkan dengan kemampuan komunikasi instan antara mobil dan infrastruktur jalan, menjamin efisiensi serta keselamatan berkendara di tengah lalu lintas yang kompleks. Selain itu, layanan berbasis kecerdasan buatan seperti asisten pribadi digital, augmented reality, hingga interaksi manusia dan mesin akan berjalan lebih lancar dan alami berkat konektivitas super cepat yang ditawarkan oleh teknologi ini.

Namun, keberhasilan implementasi 6G tak lepas dari pentingnya kesepakatan internasional mengenai standar global. Agar perangkat dan sistem dari berbagai belahan dunia dapat terhubung tanpa kendala, kolaborasi lintas negara, perusahaan teknologi, dan lembaga internasional menjadi hal yang mutlak. Lebih dari sekadar soal kecepatan, era 6G membawa visi besar untuk menghadirkan dunia yang lebih terhubung, adaptif, dan cerdas di masa depan.

Samsung Siapkan Tiga Headset XR untuk Bersaing dengan Apple Vision Pro

Samsung dikabarkan tengah mengembangkan tiga perangkat mixed-reality (XR) untuk menyaingi Apple Vision Pro. Perusahaan teknologi asal Korea Selatan ini semakin serius menggarap teknologi XR dengan mengerjakan tiga proyek sekaligus. Salah satu proyek tersebut, yang dikenal sebagai Project Moohan, telah dikonfirmasi akan menjadi Galaxy XR, sebuah headset VR/AR all-in-one dengan spesifikasi premium. Sementara itu, dua proyek lainnya, yaitu Project Haean dan Project Jinju, masih berada dalam tahap awal pengembangan.

Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh GSMArena dan menarik perhatian publik, terutama bagi para penggemar teknologi. Kehadiran Galaxy XR diharapkan menjadi terobosan baru dalam industri headset XR, menghadirkan pengalaman yang lebih imersif dan bersaing dengan produk dari Apple. Selain kabar dari Samsung, dunia teknologi juga dihebohkan dengan fitur terbaru dari WhatsApp. Kini, pengguna di Indonesia sudah bisa menambahkan musik ke dalam status mereka, menjadikan pengalaman berbagi status semakin menarik, terutama saat momen Lebaran. Fitur ini tersedia melalui tab Update dan memungkinkan pengguna membagikan foto, video, tautan, dan musik yang akan otomatis terhapus dalam 24 jam.

Sementara itu, Google juga menghadirkan inovasi baru dengan memperbarui kecerdasan buatan mereka, Gemini AI. Pembaruan ini memungkinkan AI untuk memahami serta menjelaskan tampilan di layar atau melalui kamera smartphone secara real-time. Teknologi ini pertama kali diperkenalkan dalam Google I/O 2024 sebagai Project Astra dan kini mulai tersedia untuk pengguna di berbagai perangkat, termasuk ponsel Xiaomi.

Ciptakan Karakter AI Sendiri dengan Meta AI, Interaksi Sesuai Keinginan

Kini, siapa pun bisa menciptakan karakter kecerdasan buatan (AI) mereka sendiri menggunakan Meta AI, teknologi yang dikembangkan oleh Meta. Pengguna dapat membuat AI yang berperan sesuai dengan instruksi yang diberikan, seperti menjadi komedian virtual, peramal zodiak, atau bahkan penasihat kuliner.

Menurut Strategic Partner Manager, Global Partnership Meta Indonesia, Tiara Sugiyono, karakter AI ini memungkinkan pengguna berinteraksi dengan AI sesuai minat mereka. Karakter AI dapat memberikan hiburan, edukasi, dan pengalaman menarik, serta dapat diakses melalui Instagram, WhatsApp, dan Messenger. Contohnya, kreator konten Aldo Gustiono menciptakan Om Gustiono, AI yang bertukar lelucon ala bapak-bapak. Sementara itu, kreator kuliner Andre Sarwono mengembangkan FitBite, AI yang membagikan resep sehat dan tips olahraga.

Untuk menciptakan karakter AI, pengguna bisa mengunjungi ai.meta.com/ai-studio atau membuka fitur “Obrolan AI” di Instagram. Mereka dapat menentukan nama, kepribadian, nada bicara, avatar, hingga slogan karakter yang diinginkan. Pengguna juga memiliki kendali penuh dalam membagikan karakter AI mereka, baik secara pribadi maupun ke publik melalui DM di Instagram, Messenger, atau WhatsApp.

Agar karakter AI lebih realistis, deskripsi yang diberikan harus sedetail mungkin, mencakup kepribadian dan fungsinya. Semakin lengkap informasinya, semakin optimal AI dalam berinteraksi. Dengan teknologi ini, Meta membuka peluang bagi siapa saja untuk menciptakan AI yang sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas mereka.

Apple Siapkan Apple Watch dengan Kamera, Era Jam Tangan AI Semakin Dekat

Apple dikabarkan tengah mengembangkan Apple Watch dengan teknologi baru yang menghadirkan kamera internal guna mendukung fitur kecerdasan buatan (AI). Menurut laporan dari jurnalis senior Mark Gurman dalam buletin Power On, langkah ini diambil agar perangkat wearable Apple semakin terintegrasi dengan ekosistem AI yang mereka kembangkan. Inovasi ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih canggih, memungkinkan Apple Watch menjadi lebih dari sekadar perangkat pelacak kebugaran dan komunikasi.

Gurman menyebutkan bahwa Apple berencana menambahkan kamera pada dua varian Apple Watch, yaitu seri standar dan seri Ultra. Jika sesuai jadwal, perangkat ini diperkirakan akan meluncur pada 2027. Sementara itu, penempatan kamera dapat bervariasi antara kedua model, dengan kemungkinan seri standar memiliki kamera di layar, sedangkan seri Ultra menempatkan kameranya di bagian samping perangkat.

Dengan adanya kamera ini, Apple Watch akan mampu mendukung fitur AI canggih seperti Visual Intelligence, yang memungkinkan pengguna mendapatkan informasi langsung dari objek yang mereka arahkan menggunakan kamera. Teknologi ini berpotensi membuka berbagai kemungkinan baru, seperti pengenalan objek secara real-time, penerjemahan otomatis, serta asisten pintar yang lebih responsif terhadap lingkungan sekitar pengguna. Langkah ini juga menunjukkan komitmen Apple dalam mengembangkan teknologi AI berbasis perangkat wearable yang lebih interaktif dan intuitif.

Selain Apple Watch, Apple juga dilaporkan sedang mengembangkan AirPods dengan kamera internal untuk mendukung fitur serupa. Produk ini diperkirakan akan diperkenalkan bersamaan dengan Apple Watch berteknologi kamera. Dengan inovasi ini, Apple tampaknya ingin membawa perangkat wearable ke level baru, menghadirkan pengalaman yang lebih cerdas dan futuristik bagi penggunanya. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengembangan ini juga akan berdampak pada produk Apple lainnya, menciptakan ekosistem AI yang lebih terintegrasi dan revolusioner.

Meta Uji Coba Fitur AI untuk Membantu Pengguna Menulis Komentar di Instagram

Meta kini sedang menguji fitur baru yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mempermudah interaksi di Instagram, dengan menawarkan saran komentar otomatis untuk unggahan. Fitur yang diberi nama “Write with Meta AI” memungkinkan pengguna mendapatkan saran komentar yang dihasilkan oleh AI berdasarkan foto pada unggahan. Jonah Manzano, seorang pengguna yang aktif mencoba fitur baru di media sosial, menemukan adanya tombol “Write with Meta AI” yang muncul di bawah unggahan di Instagram. Pengguna yang memiliki akses ke fitur ini akan melihat ikon pensil di samping bilah teks komentar. Ketika menekan ikon tersebut, Meta AI akan menganalisis foto dan menghasilkan tiga saran komentar untuk dipilih.

Sebagai contoh, jika foto menunjukkan seseorang tersenyum sambil mengacungkan jempol di ruang tamu, Meta AI akan menawarkan komentar seperti “Dekorasi ruang tamu yang lucu,” “Suka suasana yang nyaman,” atau “Lokasi pemotretan yang keren.” Jika saran pertama tidak memuaskan, pengguna dapat menekan ikon “refresh” untuk mendapatkan opsi lainnya. Meta menjelaskan bahwa mereka sedang menguji berbagai fitur baru yang bertujuan meningkatkan pengalaman pengguna dengan Meta AI di berbagai area, seperti komentar, feed, grup, dan pencarian.

Walaupun Meta belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai ketersediaan fitur uji coba ini, perusahaan mengonfirmasi bahwa mereka telah menguji komentar berbasis AI di Facebook tahun lalu. Saat ini, belum ada kejelasan apakah fitur ini akan segera tersedia untuk semua pengguna atau hanya terbatas pada uji coba.

China Luncurkan Pusat Inovasi NDT untuk Dorong Manufaktur Pintar

China baru-baru ini meresmikan pusat inovasi nasional yang berfokus pada pengujian nondestruktif (NDT) peralatan canggih di Beijing. Inisiatif ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi inspeksi cerdas guna mendukung sektor manufaktur pintar di negara tersebut. Pusat ini berada di bawah Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar China dan mendapat dukungan utama dari pusat penelitian dan pengujian teknologi pertahanan milik China Aerospace Science and Industry Corporation Limited (CASIC). Fokus utama dari pusat ini adalah penelitian teknologi mutakhir, inovasi disruptif, serta pengembangan metode pengujian nondestruktif yang lebih canggih dan efisien.

Pusat inovasi ini diharapkan menjadi platform kolaboratif yang mengintegrasikan sektor industri, akademisi, dan penelitian untuk mempercepat kemajuan dalam pengujian peralatan canggih. Ketua pusat inovasi sekaligus direktur pusat penelitian dan pengujian teknologi pertahanan CASIC, Li Hongmin, menjelaskan bahwa perkembangan pesat dalam bidang kedirgantaraan, tenaga nuklir, serta struktur jembatan skala besar menghadirkan tantangan baru dalam pemantauan dan evaluasi peralatan. Oleh karena itu, pengembangan teknologi NDT yang lebih cerdas dan terstandardisasi menjadi kebutuhan mendesak.

Sebagai langkah konkret dalam mendorong inovasi, pusat ini menggandeng 46 institusi terkemuka, termasuk Universitas Jiaotong Xi’an, Institut Teknologi Harbin, serta Institut Penelitian dan Inspeksi Peralatan Khusus China. Aliansi kolaboratif ini bertujuan untuk mempercepat terobosan teknologi dan meningkatkan standar industri di sektor pengujian nondestruktif. Keberadaan pusat inovasi ini diharapkan dapat mengisi celah teknologi yang ada, sekaligus memperkuat daya saing industri manufaktur pintar China di kancah global.

Marathon Unik: Robot Humanoid Siap Tantang Atlet Manusia di Beijing

Pada April mendatang, Beijing akan menjadi saksi ajang unik di mana robot humanoid akan berlaga dalam sebuah half marathon bersama atlet manusia. Acara ini akan berlangsung di Beijing Economic-Technological Development Area pada 13 April, dengan lintasan yang sama untuk kedua kategori, meski robot akan berlari di jalur khusus yang dipisahkan oleh pembatas guna memastikan keselamatan peserta. Kompetisi ini menetapkan batas waktu sekitar tiga jam 30 menit bagi robot untuk menyelesaikan lomba, dengan aturan yang memperbolehkan tim mengganti baterai atau bahkan menukar robot dalam format estafet. Namun, setiap pergantian akan dikenakan penalti waktu tambahan sebesar 10 menit.

Robot yang berpartisipasi harus memiliki desain humanoid serta mampu berlari atau berjalan dengan dua kaki, tanpa menggunakan roda. Kontrolnya bisa dilakukan secara manual dengan bantuan kendali jarak jauh atau sepenuhnya otonom. Tim peserta juga diwajibkan untuk mematuhi aturan teknis yang ketat, memastikan robot tidak merusak lintasan, robot lain, maupun manusia di sekitarnya. Ajang ini menawarkan hadiah bagi tiga pemenang utama, dengan masing-masing mendapatkan 5.000, 4.000, dan 3.000 yuan. Selain itu, penghargaan tambahan juga diberikan untuk kategori seperti daya tahan terbaik, desain paling kreatif, dan penyelesaian lomba.

Perlombaan ini terbuka bagi perusahaan robotika global, lembaga penelitian, klub robot, serta universitas, seiring dengan semakin berkembangnya industri robot humanoid di China. Didukung oleh investasi besar, sektor ini mengalami kemajuan pesat dengan berbagai aplikasi di bidang otomasi, kesehatan, hingga industri jasa. Berdasarkan laporan terbaru, pasar robot humanoid di China telah mencapai 2,76 miliar yuan pada 2024 dan diproyeksikan tumbuh menjadi 75 miliar yuan pada 2029, mencakup hampir sepertiga pangsa pasar global.