Tag Archives: Meutya Hafid

https://shopthebootrack.com

Pemerintah Siapkan Lelang Frekuensi untuk Dorong Teknologi Baru di 2025

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa pemerintah berencana melelang tiga spektrum frekuensi, yakni pita lebar 1,4 GHz, 2,6 GHz, dan 700 MHz, pada semester II tahun 2025. Lelang ini dilakukan setelah proses penataan ulang spektrum atau refarming untuk memastikan spektrum tersebut dapat segera dimanfaatkan oleh industri telekomunikasi.

Menurut Meutya, pelepasan spektrum ini akan mempercepat adopsi teknologi baru di Indonesia. Salah satu teknologi yang berpotensi berkembang berkat lelang ini adalah Fixed Wireless Access (FWA) yang dapat diterapkan pada frekuensi 1,4 GHz. Teknologi ini memungkinkan koneksi internet berkecepatan tinggi melalui sinyal nirkabel dengan biaya lebih terjangkau dibandingkan layanan fiber optik (FO), sehingga masyarakat dapat menikmati akses internet yang lebih mudah dan murah.

Lelang spektrum ini pun juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi yang lebih kompetitif dan sehat. Untuk memastikan efektivitasnya, pemerintah akan melelang frekuensi secara bertahap dalam waktu yang berdekatan, bukan secara serentak. Dengan adanya lelang ini, peluang bagi penyedia layanan telekomunikasi baru untuk masuk ke pasar semakin terbuka, memberikan lebih banyak pilihan bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka.

Menkomdigi sangat berharap, dengan semakin banyaknya pemain di industri telekomunikasi, persaingan dapat berjalan lebih dinamis, sehingga layanan yang ditawarkan menjadi lebih baik dan terjangkau bagi masyarakat luas.

Kemkomdigi Gandeng Amazon Kuiper Perluas Akses Digital di Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mengajak Amazon Kuiper, salah satu perusahaan penyedia satelit orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO), untuk berkolaborasi dalam memperluas konektivitas digital di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik komitmen Amazon Kuiper dalam menghadirkan solusi teknologi guna meningkatkan akses internet di seluruh nusantara. Kerja sama ini diharapkan mampu menjangkau wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang sulit terhubung dengan infrastruktur fiber optik sehingga mendukung percepatan transformasi digital di Indonesia.

Sebagai langkah awal, Amazon Kuiper berencana membangun enam stasiun gateway di Indonesia dengan investasi awal sebesar 20 juta dolar AS atau sekitar Rp328 miliar dalam tiga hingga lima tahun pertama sejak peluncuran. Investasi ini diperkirakan meningkat hingga 90 juta dolar AS atau sekitar Rp1,4 triliun pada 2035 untuk memperluas jangkauan serta meningkatkan kualitas layanan internet. Perusahaan juga tengah mengurus perizinan operasional, termasuk lisensi telekomunikasi dan hak peminjaman satelit, agar dapat beroperasi sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.

Global Head of Licensing and International Regulatory Affairs Amazon Project Kuiper, Gonzalo de Dios, menyatakan bahwa pihaknya memahami tantangan konektivitas di daerah terpencil dan siap bekerja sama dengan pemerintah serta mitra lokal untuk menyediakan akses internet lebih luas bagi masyarakat. Kemkomdigi akan terus mendukung proses perizinan serta memastikan kelancaran proyek ini, mengingat manfaatnya bagi percepatan transformasi digital nasional. Meutya Hafid meyakini bahwa kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dapat membuka akses internet lebih luas, meningkatkan peluang ekonomi digital, serta memperbaiki layanan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di berbagai daerah, termasuk wilayah pedesaan dan UMKM. Dengan investasi dan inovasi yang tepat, setiap warga negara berhak menikmati manfaat teknologi digital tanpa terkecuali.

Menkomdigi Tegaskan Platform Digital Wajib Lindungi Anak dari Konten Negatif: “Kepatuhan Bukan Pilihan!”

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menekankan bahwa platform digital harus bertanggung jawab penuh untuk melindungi anak-anak dari paparan konten negatif di dunia maya.

“Platform digital tidak boleh lepas tangan.Mereka wajib menerapkan teknologi pembatasan usia secara ketat dan memastikan efektivitasnya. Keselamatan anak-anak adalah prioritas utama, dan kami akan memastikan regulasi ini dijalankan secara tegas,” ujar Meutya Hafid melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (22/2/2025).

Meutya menjelaskan bahwa platform digital diwajibkan untuk memperkuat sistem verifikasi usia demi menciptakan lingkungan daring yang aman bagi anak-anak. Regulasi perlindungan anak yang tengah disusun akan memuat aturan yang lebih ketat agar tidak ada celah bagi pelanggaran. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi nyata antara pemerintah dan platform digital untuk mewujudkan ruang digital yang aman dan sehat bagi generasi muda.

“Kami menegaskan bahwa platform digital harus memastikan anak-anak hanya dapat mengakses konten sesuai usia mereka. Kepatuhan terhadap regulasi ini bersifat wajib dan tidak bisa ditawar,” tegasnya.

Dalam pertemuan tersebut, VP Global Public Policy TikTok, Helena Lersch, menyatakan bahwa TikTok telah menerapkan berbagai pembatasan untuk melindungi pengguna berusia 13 hingga 15 tahun, termasuk fitur terkait pesan pribadi, komentar, siaran langsung, dan notifikasi.

Pertemuan antara Komdigi dan TikTok berlangsung di Jakarta pada Jumat (21/2/2025). Pertemuan tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, bersama Staf Khusus Menteri untuk Bidang Antarlembaga dan Program Strategis, Aida Rezalina, serta Staf Khusus Menteri untuk Bidang Komunikasi dan Politik, Arnanto Nurprabowo. Sementara dari pihak TikTok, hadir perwakilan dari TikTok Global, TikTok Indonesia, dan GoTo.