Tag Archives: Teknologi AI

https://shopthebootrack.com

Meta Gunakan AI Deteksi Remaja Palsukan Usia di Instagram, 54 Juta Akun Sudah Dialihkan

Meta mengumumkan langkah terbarunya dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi anak-anak dan remaja yang memalsukan usia mereka di Instagram. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengguna muda tidak mengakses konten yang tidak sesuai dan tetap berada dalam sistem perlindungan Teen Account, meskipun mereka mencoba menghindarinya dengan mengatur tanggal lahir palsu.

Teen Account adalah fitur yang diperkenalkan tahun lalu untuk memberikan pengalaman yang aman bagi pengguna remaja. Akun ini secara otomatis membatasi siapa saja yang dapat menghubungi mereka serta jenis konten yang dapat mereka lihat. Khusus untuk pengguna di bawah usia 16 tahun, perubahan pengaturan hanya dapat dilakukan dengan persetujuan orang tua.

Teknologi AI yang diterapkan oleh Meta kini semakin canggih dalam mendeteksi usia pengguna. Salah satu caranya adalah dengan menganalisis unggahan ulang tahun serta laporan dari pengguna lain. Jika sebuah akun terindikasi milik remaja, maka secara otomatis akan dikategorikan sebagai Teen Account, meskipun usia yang tercantum menunjukkan sebaliknya.

Meta menegaskan bahwa mereka akan terus meningkatkan akurasi sistem ini dan memberikan opsi bagi pengguna yang mungkin terdampak kesalahan identifikasi. Selain itu, mereka mulai mengirimkan notifikasi kepada orang tua untuk mengingatkan pentingnya diskusi mengenai usia yang sesuai saat menggunakan media sosial.

Dalam dua minggu terakhir, Meta juga memperluas fitur Teen Account ke Facebook dan Messenger. Sejauh ini, lebih dari 54 juta remaja telah masuk dalam sistem perlindungan ini, dengan 97 persen pengguna berusia 13 hingga 15 tahun tetap berada dalam akun yang aman.

OPPO Luncurkan Teknologi Agentic AI di Google Cloud Next 2025

Di ajang Google Cloud Next 2025 yang berlangsung di Las Vegas, OPPO memperkenalkan inovasi terbaru yang bernama Agentic AI. Teknologi ini tidak hanya sekadar merespons perintah, tetapi juga mampu mengambil inisiatif berdasarkan kebiasaan, konteks, dan kebutuhan penggunanya. OPPO berusaha untuk membuat pengalaman digital menjadi lebih pintar, personal, dan terasa alami dengan menghadirkan teknologi yang lebih mandiri dan proaktif.

Agentic AI berbeda dengan asisten virtual pada umumnya yang menunggu perintah. Teknologi ini dapat mengatur pengingat otomatis berdasarkan rutinitas harian pengguna dan bahkan memberikan saran sebelum diminta. Salah satu fitur utama yang dipamerkan dalam kolaborasi OPPO dan Google Cloud adalah AI Search. Sistem pencarian berbasis bahasa alami ini memudahkan pengguna untuk menemukan informasi dari dokumen, gambar, hingga rekaman suara hanya dengan menggunakan kalimat sehari-hari. Dikenalkan dengan dukungan Large Language Model (LLM) dari Google Cloud, pencarian menjadi jauh lebih intuitif dan efisien.

Selain kecanggihan teknologi, OPPO juga memperkenalkan Private Computing Cloud (PCC), sistem yang mengutamakan keamanan dan privasi pengguna. PCC menggunakan Confidential Computing dari Google Cloud untuk memastikan data pribadi tetap aman dan terenkripsi, meskipun teknologi AI terus berkembang. Dengan Agentic AI, OPPO menginginkan pemetaan pengetahuan yang lebih mendalam, agar respons dari perangkat semakin personal dan sesuai dengan kebiasaan pengguna.

Dengan visi besar untuk menjangkau 100 juta pengguna di seluruh dunia, OPPO membuktikan bahwa kecanggihan AI dapat digabungkan dengan privasi dan keamanan yang terjaga, memberikan pengalaman digital yang lebih manusiawi.

Oppo Perkenalkan Inisiatif AI Terbaru di Google Cloud Next Conference 2025

Pada Google Cloud Next Conference 2025 yang baru saja berlangsung di Las Vegas, Amerika Serikat, Oppo mengungkapkan inisiatif terbarunya yang disebut Agentic AI Initiative. Dalam acara tersebut, Oppo menjelaskan bagaimana mereka berencana untuk memimpin dalam pengembangan pengalaman AI melalui inovasi internal serta kolaborasi dengan Google.

Salah satu fitur yang dipamerkan adalah AI Search, sebuah alat AI tingkat sistem yang didukung oleh Google Cloud. Alat ini memungkinkan pengguna untuk mencari dan mengekstrak informasi dari dokumen multimodal secara efisien menggunakan kueri bahasa alami. Oppo juga menyoroti kemajuan mereka di berbagai bidang AI, termasuk AI Productivity, AI Imaging, dan AI Creativity.

Jason Liao, Presiden Oppo Research Institute, menyatakan bahwa fokus utama Oppo adalah pengguna, dengan tujuan untuk memimpin inovasi dalam pengalaman AI dan terus berkolaborasi dengan mitra strategis seperti Google Cloud. Oppo berharap dengan Agentic AI, pengguna dapat merasakan pengalaman yang lebih baik dalam interaksi sehari-hari dengan perangkat mereka.

Oppo juga tengah mengeksplorasi fase berikutnya dari pengalaman AI ini, dengan fokus pada penciptaan pengalaman pengguna yang lebih personal. Selain itu, Oppo mengembangkan sistem pengetahuan pengguna baru yang bertujuan untuk mengatasi masalah fragmentasi informasi pada perangkat seluler, dan sistem ini akan mempelajari aktivitas serta data pengguna untuk menyediakan pengalaman yang lebih disesuaikan. Oppo menargetkan hingga 100 juta pengguna pada akhir tahun ini untuk memanfaatkan teknologi AI mereka, termasuk pada perangkat terbaru mereka, Oppo Find X8 Ultra.

Samsung Galaxy S25 Edge Bakal Rilis Terbatas, Cuma Dua Negara yang Kebagian

Samsung dikabarkan akan merilis Galaxy S25 Edge secara terbatas di dua negara pada akhir bulan depan. Informasi ini pertama kali diungkap oleh pembocor teknologi ternama, Ice Universe, dan dilaporkan oleh Gizmochina. Dua negara yang akan mendapatkan peluncuran perdana adalah China dan Korea Selatan. Langkah ini tampaknya merupakan strategi uji pasar, mengingat Galaxy S25 Edge memiliki pendekatan yang cukup berbeda dibandingkan ponsel flagship Samsung lainnya. Ponsel ini tidak dibekali lensa telefoto, hanya mengandalkan kamera utama dan ultrawide. Selain itu, kapasitas baterainya dilaporkan lebih kecil, menggunakan teknologi Li-ion biasa alih-alih baterai silikon-karbon berdensitas tinggi yang lebih mutakhir. Walaupun spesifikasinya tak terlalu mencolok, desainnya tetap memikat berkat ketebalan yang hanya sekitar 5,8 mm serta kemungkinan penggunaan rangka tengah berbahan titanium. Ada juga rumor tentang panel belakang keramik, meskipun detail pasti mengenai material tersebut belum banyak tersedia. Samsung disebut menargetkan pasar China sebagai penyumbang penjualan utama, selain karena menjadi salah satu wilayah rilis awal bersama Korea Selatan. Strategi ini mengingatkan pada pendekatan sebelumnya lewat Galaxy Z Fold SE yang juga diluncurkan secara terbatas. Galaxy S25 Edge diposisikan di antara S25+ dan S25 Ultra, dan meskipun belum dirilis global, perangkat ini dikabarkan akan tetap mendapat dukungan penuh untuk fitur-fitur AI canggih seperti model S25 lainnya.

Gemini Live Hadir di Galaxy S25: Samsung Ubah Kamera Jadi Asisten AI Serba Bisa

Samsung resmi menyematkan fitur canggih berbasis kecerdasan buatan pada lini ponsel terbaru mereka, Galaxy S25, S25+, dan S25 Ultra. Melalui dukungan teknologi Gemini Live dari Google, pengguna kini dapat merasakan pengalaman interaksi visual real-time yang revolusioner. Fitur ini memungkinkan pengguna berkomunikasi langsung dengan asisten AI hanya dengan mengarahkan kamera ke objek di sekitar mereka. Aktivasi fitur ini dilakukan dengan menekan lama tombol daya, yang kemudian mengaktifkan analisis visual secara langsung oleh Gemini Live terhadap lingkungan sekitar pengguna. Dengan begitu, sistem akan memberikan respon serta rekomendasi instan sesuai konteks yang dilihat kamera. Samsung juga menjelaskan sejumlah skenario penggunaan fitur tersebut, misalnya pengguna dapat meminta Gemini Live memilih pakaian dari dalam lemari hanya dengan mengarahkannya ke pakaian yang tergantung. Tak hanya itu, pengguna juga bisa menanyakan panduan mencuci pakaian yang tepat, hingga tips menata ulang lemari agar lebih rapi. Menariknya, fitur ini turut mendukung berbagi layar saat menjelajahi toko daring, dan asisten AI akan memberikan saran gaya berpakaian yang dipersonalisasi. Dengan kehadiran Gemini Live, Samsung membawa konsep AI dalam genggaman ke tingkat yang lebih tinggi dan menjanjikan bahwa fitur ini akan diperluas ke lebih banyak perangkat di masa mendatang. Langkah ini menunjukkan ambisi Samsung dalam memimpin tren integrasi AI secara praktis dan real-time pada produk konsumennya.

Meta Luncurkan Llama 4 Scout dan Maverick, AI Cerdas yang Efisien dan Nggak Rakus Daya

Meta baru saja memperkenalkan dua model kecerdasan buatan terbarunya dari lini Llama 4, yakni Llama 4 Scout dan Llama 4 Maverick. Kedua model ini dirancang untuk memberikan performa maksimal dengan konsumsi daya komputasi yang lebih efisien. Llama 4 Scout hadir sebagai model ringan yang hanya memerlukan satu GPU Nvidia H100 untuk bekerja, namun sudah mendukung jendela konteks hingga 10 juta token. Ini berarti model bisa memproses data dalam jumlah besar dalam satu kali jalankan tanpa membebani sistem secara berlebihan.

Meski ukurannya tergolong kecil dibandingkan model AI lainnya, Scout berhasil menunjukkan performa impresif. Dalam sejumlah pengujian, model ini mampu melampaui performa model dari pesaing seperti Google Gemma 3 dan Mistral 3.1, menjadikannya pilihan ideal untuk penggunaan AI yang mengutamakan efisiensi tanpa mengorbankan kekuatan pemrosesan. Di sisi lain, bagi kebutuhan komputasi yang lebih berat, Llama 4 Maverick hadir sebagai solusi tangguh. Model ini setara dengan GPT-4o dan DeepSeek-V3 dalam hal kemampuan pengkodean dan penalaran tingkat lanjut.

Yang membuat Maverick menarik adalah efisiensinya dalam mengaktifkan parameter—hasil tinggi bisa dicapai dengan jumlah parameter aktif yang lebih sedikit. Semua model Llama 4 memakai arsitektur mixture of experts (MoE), memungkinkan aktivasi selektif bagian model sesuai kebutuhan, demi efisiensi komputasi. Meskipun disebut open-source, lisensi penggunaannya tetap terbatas, terutama untuk perusahaan besar. Model ini kini sudah terintegrasi di layanan Meta seperti WhatsApp, Messenger, dan Instagram. Nantikan informasi lebih lanjut di acara LlamaCon tanggal 29 April mendatang.

Samsung Resmi Luncurkan Galaxy Tab S10 FE Series dengan Performa Canggih

Samsung baru saja mengumumkan peluncuran dua tablet terbaru mereka dalam Galaxy Tab S10 FE series, yaitu Galaxy Tab S10 FE dan Galaxy Tab S10 FE+. Seri ini menawarkan pengalaman mobile AI yang lebih canggih dan integrasi ekosistem Samsung, memberikan pengguna tablet akses ke performa dan desain unggul. Galaxy Tab S10 FE memiliki layar 10,9 inci, sementara versi lebih besar, Galaxy Tab S10 FE+, hadir dengan layar 13,1 inci, keduanya didesain dengan bezel tipis untuk memberikan ruang lebih luas bagi pengguna dalam berkreasi. Ditenagai oleh chip Exynos 1580 buatan Samsung dan menjalankan sistem operasi Android 15, kedua tablet ini menawarkan dua varian penyimpanan, yaitu 12GB/256GB dan 8GB/128GB, serta mendukung perluasan memori eksternal hingga 2TB. Kamera belakangnya memiliki resolusi 13 MP, sedangkan kamera depan 12 MP, memenuhi kebutuhan pengguna yang gemar berfoto dan melakukan video call. Dari segi daya, Galaxy Tab S10 FE dibekali dengan baterai 8.000 mAh, sementara Galaxy Tab S10 FE+ hadir dengan kapasitas 10.090 mAh. Kedua tablet ini juga mendukung pengisian cepat 45W, meski adaptor harus dibeli terpisah. Untuk konektivitas, ada pilihan WiFi 6.0 dan 5G, serta dilengkapi dengan Galaxy AI untuk memudahkan integrasi dengan perangkat Galaxy lainnya. Tablet ini tersedia dalam tiga pilihan warna: Gray, Silver, dan Blue. Meskipun belum tersedia di Indonesia, produk ini telah dipasarkan di Korea dengan harga mulai dari Rp7,1 juta untuk Galaxy Tab S10 FE, dan Rp8,8 juta untuk versi FE+.

Popularitas ChatGPT Meledak, OpenAI Hadapi Tantangan Kapasitas

CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan bahwa lonjakan penggunaan fitur pembuat gambar dalam ChatGPT telah menyebabkan tantangan kapasitas yang berpotensi menunda perilisan produk OpenAI. Dalam serangkaian unggahan di X pada Senin (31/3), Altman menjelaskan bahwa meningkatnya popularitas alat generator gambar animasi dari ChatGPT sedang ditangani dengan serius agar tetap memenuhi ekspektasi pengguna. Namun, ia juga mengakui bahwa beberapa produk mungkin mengalami keterlambatan dalam perilisannya.

“Kami memastikan semuanya dapat terkendali, tetapi pengguna perlu memahami bahwa beberapa produk OpenAI akan tertunda, ada hal yang harus diistirahatkan, dan terkadang layanan bisa berjalan lebih lambat karena tantangan kapasitas,” ujar Altman, seperti dikutip dari TechCrunch pada Selasa (1/4). Ia menambahkan bahwa timnya terus bekerja secepat mungkin untuk memastikan sistem tetap berjalan dengan optimal.

Dalam beberapa pekan terakhir, fitur pembuat gambar baru dari OpenAI telah mendapatkan respons luar biasa dari pengguna di seluruh dunia. Selain disambut dengan antusiasme, alat ini juga menuai kontroversi karena kemampuannya yang sangat mengesankan dalam mereplikasi gaya gambar tangan khas Studio Ghibli. Selama akhir pekan, Altman mengungkapkan bahwa sejak peluncuran fitur baru ini, tim OpenAI harus bekerja lembur demi menjaga layanan tetap stabil.

Popularitas ChatGPT pun semakin meroket. Dalam satu jam saja pada Senin (31/3), platform ini berhasil menambah satu juta pengguna baru. Saat ini, ChatGPT memiliki 500 juta pengguna mingguan dengan 20 juta pelanggan berbayar, meningkat dari 300 juta pengguna mingguan dan 15,5 juta pelanggan berbayar pada akhir 2024. Untuk mengatasi masalah kapasitas ini, OpenAI menunda peluncuran alat pembuat gambar bagi pengguna gratis serta menonaktifkan sementara fitur pembuatan video untuk pengguna baru Sora, rangkaian alat AI generatif milik perusahaan.

Samsung Galaxy S25 Series: Inovasi Canggih dengan Sentuhan Ramah Lingkungan

Samsung kembali menghadirkan inovasi luar biasa melalui Galaxy S25 Series, yang mengusung kecerdasan buatan (AI) terbaru serta teknologi ramah lingkungan. Dengan komitmen terhadap keberlanjutan, Samsung menghadirkan Galaxy S25 sebagai salah satu smartphone paling inovatif di pasaran. Sebagai pemimpin industri, Samsung memperkenalkan kobalt daur ulang dalam komponen baterainya, menciptakan siklus hidup produk yang lebih berkelanjutan tanpa mengorbankan kualitas maupun performa. Perusahaan ini terus memperluas penggunaan material daur ulang, dengan Galaxy S25 Series kini mengandung sekitar 15% bahan daur ulang dari total berat perangkat.

Tak hanya itu, Samsung juga menghadirkan rangka aluminium armor yang membuat Galaxy S25 dan S25+ lebih kokoh dan ramah lingkungan. Hampir semua komponen eksternal, mulai dari layar, kaca belakang, hingga tombol dan tray SIM, kini menggunakan bahan daur ulang. Bahkan, kemasan perangkat ini sepenuhnya terbuat dari kertas daur ulang, tetap mempertahankan kesan premium saat unboxing. Dari segi daya tahan, Galaxy S25 Ultra dilengkapi baterai 5.000 mAh dengan minimal 50% kandungan kobalt daur ulang. Didukung chipset 3nm terbaru serta teknologi ProScaler pada Snapdragon Elite 8 for Galaxy, perangkat ini menawarkan efisiensi daya lebih optimal dan baterai yang lebih tahan lama dibanding generasi sebelumnya.

Selain ketahanan fisik, Samsung juga menjamin pembaruan perangkat lunak hingga tujuh generasi dengan pembaruan keamanan selama tujuh tahun. Dengan One UI 7 terbaru, pengguna dapat menikmati fitur Galaxy AI yang semakin canggih serta personalisasi lebih intuitif. Galaxy S25 Series tersedia dalam berbagai varian, dengan harga mulai dari Rp14.999.000 hingga Rp28.999.000. Selama periode 15 Maret – 15 April 2025, tersedia berbagai promo menarik, termasuk trade-in cashback hingga Rp2.000.000 dan diskon hingga 40% untuk Samsung Care+. Segera kunjungi Samsung Experience Store untuk merasakan langsung keunggulan Galaxy S25 Series!

Apple Siapkan Apple Watch dengan Kamera, Era Jam Tangan AI Semakin Dekat

Apple dikabarkan tengah mengembangkan Apple Watch dengan teknologi baru yang menghadirkan kamera internal guna mendukung fitur kecerdasan buatan (AI). Menurut laporan dari jurnalis senior Mark Gurman dalam buletin Power On, langkah ini diambil agar perangkat wearable Apple semakin terintegrasi dengan ekosistem AI yang mereka kembangkan. Inovasi ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih canggih, memungkinkan Apple Watch menjadi lebih dari sekadar perangkat pelacak kebugaran dan komunikasi.

Gurman menyebutkan bahwa Apple berencana menambahkan kamera pada dua varian Apple Watch, yaitu seri standar dan seri Ultra. Jika sesuai jadwal, perangkat ini diperkirakan akan meluncur pada 2027. Sementara itu, penempatan kamera dapat bervariasi antara kedua model, dengan kemungkinan seri standar memiliki kamera di layar, sedangkan seri Ultra menempatkan kameranya di bagian samping perangkat.

Dengan adanya kamera ini, Apple Watch akan mampu mendukung fitur AI canggih seperti Visual Intelligence, yang memungkinkan pengguna mendapatkan informasi langsung dari objek yang mereka arahkan menggunakan kamera. Teknologi ini berpotensi membuka berbagai kemungkinan baru, seperti pengenalan objek secara real-time, penerjemahan otomatis, serta asisten pintar yang lebih responsif terhadap lingkungan sekitar pengguna. Langkah ini juga menunjukkan komitmen Apple dalam mengembangkan teknologi AI berbasis perangkat wearable yang lebih interaktif dan intuitif.

Selain Apple Watch, Apple juga dilaporkan sedang mengembangkan AirPods dengan kamera internal untuk mendukung fitur serupa. Produk ini diperkirakan akan diperkenalkan bersamaan dengan Apple Watch berteknologi kamera. Dengan inovasi ini, Apple tampaknya ingin membawa perangkat wearable ke level baru, menghadirkan pengalaman yang lebih cerdas dan futuristik bagi penggunanya. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengembangan ini juga akan berdampak pada produk Apple lainnya, menciptakan ekosistem AI yang lebih terintegrasi dan revolusioner.