Di era digital saat ini, mempelajari teknologi baru seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi sebuah keharusan. Guru Besar AI, Suyanto, membagikan cara memahami AI dengan lebih sederhana serta membahas dampak teknologi ini di masa depan.
Suyanto resmi menyandang gelar guru besar di bidang AI dari Telkom University pada tahun 2021. Ia juga diakui sebagai salah satu ilmuwan terbaik dunia oleh Stanford University dan Elsevier BV.
Salah satu kontribusi besarnya dalam AI adalah pengembangan algoritma baru bernama Komodo Mlipir Algorithm (KMA). Algoritma ini dikembangkan bersama tim Kelompok Keahlian Intelligence System, Fakultas Informatika, dan masuk dalam kategori optimasi metaheuristik yang dikenal sebagai Swarm Intelligence (SI).
Keunggulan utama dari algoritma ini adalah kemampuannya dalam mengatasi keterbatasan yang dimiliki algoritma metaheuristik sebelumnya. Algoritma konvensional hanya efektif untuk masalah berdimensi rendah, sementara algoritma berdimensi tinggi sering kali membutuhkan sumber daya komputasi yang besar dan waktu pemrosesan yang lama.
Sejak kecil, Suyanto telah menunjukkan ketertarikan terhadap dunia sains dan teknik. Lahir dan besar di Jombang dalam keluarga sederhana yang berprofesi sebagai petani, ia menempuh pendidikan dasar di kampung halamannya sebelum melanjutkan studi ke STT Telkom pada tahun 1993. Minatnya terhadap AI mulai tumbuh pada semester enam, meskipun saat itu bidang ini masih belum populer dan baru mendapatkan perhatian luas pada tahun 2020.
Sebagai anak kedelapan dari sembilan bersaudara, pendidikan Suyanto didukung oleh semangat gotong royong keluarga. Kakak-kakaknya yang sudah bekerja turut membantu membiayai pendidikannya hingga ia berhasil melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Ia memperoleh gelar magister dari Chalmers University of Technology, Swedia, dan menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2012.
Dalam metode belajarnya, Suyanto lebih banyak menggunakan pendekatan eksploratif dengan keluar dari rutinitas. Ia percaya bahwa pendekatan ini membantunya menemukan berbagai ide inovatif yang kemudian menghasilkan model AI yang lebih fleksibel.
Selain itu, ia menekankan pentingnya memahami berbagai disiplin ilmu sebelum berfokus pada spesialisasi saat menempuh pendidikan lanjutan. Menurutnya, pemahaman lintas bidang sangat berguna untuk menghubungkan berbagai konsep dalam AI.
Dukungan Alumni untuk Pengembangan SDM
Forum Alumni Telkom University (FAST) turut mendukung Asta Cita Pemerintah dalam pengembangan sumber daya manusia dan hilirisasi industri berbasis teknologi. Presiden FAST, Sri Safitri, menyatakan bahwa organisasi ini berkomitmen mendukung kebijakan pendidikan nasional, khususnya dalam bidang teknologi dan AI.
Sebagai bagian dari kontribusi nyata, FAST juga menggelar berbagai kegiatan sosial dan pendidikan, seperti Fast Kampus Ramadan 2025, yang menghadirkan seminar, pelatihan, serta bantuan pendidikan bagi anak-anak kurang mampu. Selain itu, mereka juga menginisiasi program pendanaan berkelanjutan (endowment fund) untuk memastikan akses pendidikan berkualitas bagi semua kalangan.
Rektor Telkom University, Suyanto, menyoroti pentingnya penguatan fondasi keuangan universitas untuk menjamin keberlanjutan pendidikan. Dengan berbagai strategi pendanaan, diharapkan institusi ini dapat terus memberikan pendidikan inklusif tanpa hambatan ekonomi.
Dengan berbagai kontribusi dan inovasi yang dilakukan, Suyanto terus mendorong kemajuan AI di Indonesia, sekaligus berupaya menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas.