Tag Archives: Telegram

OKX Ventures Investasi Di DuckChain, Mengubah Web3 Untuk Pengguna Telegram

OKX Ventures mengumumkan investasi strategisnya di DuckChain, sebuah proyek blockchain yang bertujuan untuk menghubungkan pengguna Telegram dengan teknologi Web3. Dengan lebih dari 1 miliar pengguna, Telegram menjadi platform ideal untuk memperkenalkan solusi blockchain yang lebih mudah diakses dan terintegrasi.

DuckChain, yang dikembangkan oleh TONScale Labs dengan dukungan dari Arbitrum Orbit, dirancang untuk menyederhanakan interaksi pengguna dengan teknologi blockchain. Proyek ini berfokus pada penerapan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan memfasilitasi transisi yang mulus dari Web2 ke Web3. Ini menunjukkan bahwa pengembang berusaha untuk menjembatani kesenjangan antara dua dunia digital tersebut.

DuckChain menawarkan berbagai fitur menarik, termasuk wawasan DeFi yang disesuaikan dan bantuan otomatis untuk mempermudah pengguna baru. Dengan lebih dari 20 juta pengguna aktif dan 61 juta transaksi yang telah dilakukan, DuckChain menunjukkan potensi besar dalam memperluas adopsi teknologi blockchain. Ini mencerminkan bahwa pendekatan berbasis komunitas dapat mendorong pertumbuhan yang signifikan dalam ekosistem blockchain.

Salah satu keunggulan DuckChain adalah interoperabilitasnya dengan berbagai ekosistem blockchain seperti Ethereum. Hal ini memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi terdesentralisasi (dApps) dengan lebih mudah. Selain itu, 77% dari token asli DuckChain ($DUCK) dialokasikan untuk komunitas, memastikan bahwa pengguna memiliki suara dalam pengambilan keputusan. Ini menunjukkan komitmen DuckChain terhadap model pemerintahan yang terdesentralisasi dan inklusif.

Investasi OKX Ventures di DuckChain diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi blockchain di kalangan pengguna Telegram. Dengan fokus pada kemudahan penggunaan dan aksesibilitas, DuckChain berpotensi menjadi solusi utama bagi mereka yang ingin memasuki dunia Web3 tanpa kesulitan teknis yang sering dihadapi oleh platform lain. Ini mencerminkan visi OKX Ventures untuk mendukung inovasi dalam industri blockchain.

Dengan investasi ini, semua pihak berharap bahwa DuckChain dapat terus berkembang dan memberikan solusi yang bermanfaat bagi pengguna Telegram di seluruh dunia. Diharapkan bahwa proyek ini akan membuka jalan bagi adopsi massal teknologi blockchain dan menciptakan ekosistem yang lebih inklusif. Keberhasilan DuckChain dalam mencapai tujuannya akan menjadi indikator penting bagi masa depan Web3 dan integrasinya dengan platform sosial besar seperti Telegram.

Tingkat Scam Kripto Di Telegram Melonjak 2.000% Sejak November 2024

Laporan terbaru dari perusahaan keamanan blockchain, Scam Sniffer, mengungkapkan bahwa tingkat scam kripto di platform Telegram telah meningkat secara dramatis, mencapai 2.000% sejak November 2024. Lonjakan ini menunjukkan pergeseran signifikan dalam metode penipuan yang digunakan oleh para penjahat siber, yang kini lebih memilih untuk mengeksploitasi komunitas kripto di media sosial daripada menggunakan metode phishing tradisional.

Sebelumnya, phishing merupakan metode dominan dalam penipuan kripto, dengan kerugian yang diperkirakan mencapai hampir setengah miliar dolar pada tahun 2024. Namun, pertumbuhan serangan phishing telah stagnan, sementara scam berbasis malware di Telegram menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan. Ini mencerminkan bagaimana penjahat siber beradaptasi dengan kesadaran pengguna yang semakin tinggi terhadap risiko phishing.

Scam Sniffer menjelaskan bahwa para penyerang kini menggunakan teknik baru dengan menyusup ke dalam komunitas Telegram yang sah. Mereka menyamar sebagai anggota terpercaya dan mengundang korban ke grup palsu yang menawarkan peluang investasi atau airdrop. Setelah bergabung, korban dapat terpapar pada berbagai taktik menipu seperti bot palsu dan platform perdagangan tiruan yang dapat mengaktifkan malware di perangkat mereka. Ini menunjukkan bahwa para penjahat semakin canggih dalam menargetkan pengguna dengan cara yang lebih halus.

Serangan ini tidak hanya merugikan dari segi finansial tetapi juga mengancam keamanan data pribadi pengguna. Malware yang diaktifkan dapat mencuri informasi sensitif seperti kata sandi dan data dompet kripto. Hal ini menyoroti pentingnya bagi pengguna untuk lebih waspada dan menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan saat berinteraksi di platform media sosial. Ini mencerminkan tantangan besar bagi komunitas kripto dalam menjaga keamanan aset digital mereka.

Untuk melindungi diri dari ancaman ini, Scam Sniffer merekomendasikan agar pengguna tidak menjalankan perintah yang tidak dikenal atau menginstal perangkat lunak yang tidak diverifikasi. Mereka juga menyarankan untuk menggunakan solusi dompet yang aman dan memastikan bahwa interaksi dilakukan hanya melalui saluran resmi. Ini menunjukkan bahwa edukasi dan kesadaran akan risiko sangat penting dalam melindungi diri dari penipuan.

Dengan meningkatnya jumlah scam di Telegram, semua pihak kini harus lebih berhati-hati dan proaktif dalam menjaga keamanan informasi pribadi dan aset digital mereka. Diharapkan bahwa dengan meningkatkan kesadaran akan ancaman ini, pengguna dapat lebih siap menghadapi risiko yang ada dan melindungi diri dari potensi kerugian finansial. Keberhasilan dalam menangani masalah ini akan sangat bergantung pada kolaborasi antara pengguna, penyedia layanan, dan pihak berwenang dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi para investor kripto.