Supangat MKom PhD, Wakil Dekan Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, melakukan penelitian mendalam terkait gaya belajar daring mahasiswa. Penelitiannya berfokus pada peningkatan model gaya belajar Felder-Silverman Learning Style Model (FSLSM) untuk menciptakan pengalaman belajar daring yang lebih personal dan efektif.
Tantangan Pembelajaran Daring di Era Digital
Di era teknologi yang semakin maju, platform e-learning terus berkembang dengan fitur yang lebih adaptif dan interaktif. Namun, efektivitas pembelajaran daring tidak hanya bergantung pada teknologi canggih, tetapi juga pada bagaimana konten disesuaikan dengan gaya belajar dan karakteristik individu mahasiswa.
“Penelitian saya berfokus pada pengembangan model FSLSM untuk mengoptimalkan preferensi belajar mahasiswa, sehingga dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih personal,” ujar Supangat, yang juga menjabat sebagai Direktur Sistem Informasi di Yayasan Perguruan 17 Agustus (YPTA) Surabaya.
Pengembangan Model FSLSM
Supangat menyelesaikan penelitiannya pada Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) dan meraih gelar PhD pada Desember 2024. Dalam penelitiannya, ia meningkatkan model FSLSM klasik dengan menambahkan dimensi sosial dan personalitas, yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam model tersebut.
“Model FSLSM klasik hanya mempertimbangkan dimensi seperti pemrosesan, persepsi, penerimaan, dan pemahaman. Penambahan dimensi sosial dan personalitas memungkinkan pengembangan pembelajaran daring yang lebih kolaboratif dan interaktif,” jelas Supangat.
Pendekatan ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan model FSLSM klasik, khususnya dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih holistik dan meningkatkan keterampilan kolaborasi mahasiswa.
Hasil Penelitian dan Implementasi
Penelitian ini melibatkan 400 mahasiswa sarjana di Untag Surabaya, yang menjadi bagian dari eksperimen platform e-learning Elitag Untag Surabaya. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan model FSLSM yang telah ditingkatkan mampu meningkatkan rata-rata nilai ujian mahasiswa sebesar 3,5% dibandingkan kelompok kontrol.
“Peningkatan ini membuktikan pentingnya penyesuaian pembelajaran yang personal dan sesuai dengan gaya belajar individu. Dengan cara ini, mahasiswa dapat memiliki pengalaman pembelajaran yang lebih mendalam,” tambah Supangat.
Harapan dan Kontribusi Penelitian
Supangat berharap penelitian ini dapat menginspirasi pengembangan metode pembelajaran berbasis teknologi yang lebih relevan dan adaptif di Indonesia. Dengan keberhasilan model FSLSM yang ditingkatkan, platform e-learning di masa depan diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif, khususnya di pendidikan tinggi.
“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran daring yang disesuaikan dengan gaya belajar mahasiswa mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Saya berharap kontribusi ini dapat mendukung pengembangan e-learning yang lebih adaptif dan berdaya guna,” pungkas Supangat.