Category Archives: Teknologi Informasi

Informasi Terbaru Samsung Galaxy S25 Edge: Tanggal Rilis, Spesifikasi, dan Perkiraan Harga

Samsung Galaxy S25 Edge menjadi salah satu smartphone flagship yang paling dinanti di 2025. Setelah diperkenalkan dalam acara Galaxy Unpacked pada Januari lalu, bocoran terbaru semakin memberikan gambaran tentang tanggal peluncuran, spesifikasi, dan perkiraan harga perangkat tipis ini.

Tanggal Peluncuran
Berdasarkan informasi yang beredar, Samsung Galaxy S25 Edge dijadwalkan akan rilis pada 13 Mei 2025. Peluncuran pertama kali akan dilakukan secara online di dua negara, yakni Korea Selatan dan China, sebelum dilanjutkan ke pasar global sekitar dua minggu setelahnya, kemungkinan besar pada akhir Mei atau awal Juni 2025.

Di Indonesia, Galaxy S25 Edge sudah memperoleh sertifikasi TKDN dengan nilai 36,8% pada awal April 2025, yang menunjukkan bahwa perangkat ini siap untuk hadir di pasar Tanah Air. Namun, perangkat ini masih menunggu sertifikasi Postel dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sebelum dapat dijual resmi di Indonesia.

Sejalan dengan strategi Samsung sebelumnya, periode prapemesanan kemungkinan akan dimulai pada pertengahan Mei, dengan produk tersedia di pasaran pada akhir bulan tersebut.

Spesifikasi Unggulan
Galaxy S25 Edge membawa desain premium dengan bodi ultra-tipis, menjadikannya sebagai ponsel tertipis yang pernah dibuat oleh Samsung. Berikut adalah bocoran spesifikasi utamanya:

  • Desain dan Layar: Memiliki ketebalan hanya 5,84 mm dan bobot 162 gram, menjadikannya ringan dan nyaman digunakan. Dilengkapi layar Dynamic LTPO AMOLED 6,6-6,7 inci dengan resolusi 2K, refresh rate 120 Hz, dan perlindungan Gorilla Glass Ceramic 2. Bingkai titanium dan material keramik pada bagian belakang meningkatkan kesan premium sekaligus ketahanan terhadap goresan.
  • Performa: Didukung chipset Snapdragon 8 Elite for Galaxy, yang juga digunakan pada seri Galaxy S25 lainnya, dengan RAM 12 GB dan pilihan penyimpanan 256 GB atau 512 GB. Galaxy S25 Edge menjalankan One UI 7 berbasis Android 15, dengan pembaruan OS dan keamanan yang dijamin selama 7 tahun.
  • Kamera: Konfigurasi kamera belakang terdiri dari sensor utama 200 MP dengan OIS dan lensa ultrawide 12 MP. Kamera depan memiliki resolusi 10 MP. Meskipun hanya dilengkapi dua kamera belakang, teknologi fotografi pada Galaxy S25 Edge diklaim setara dengan perangkat flagship lainnya.
  • Baterai: Memiliki kapasitas baterai 3.900 mAh dengan dukungan pengisian cepat 25W. Meskipun kapasitasnya lebih kecil dibandingkan beberapa model lain, Samsung mengoptimalkan efisiensi daya untuk penggunaan sehari-hari.
  • Fitur Lain: Memiliki sertifikasi IP68 untuk ketahanan terhadap air dan debu, sistem pendingin vapor chamber, serta fitur Galaxy AI yang mendukung produktivitas dan kreativitas pengguna.
  • Pilihan Warna: Tersedia dalam warna Titanium Silver, Titanium Jet Black, dan Titanium Icyblue, memberikan kesan elegan dan modern.

Perkiraan Harga
Harga Galaxy S25 Edge bervariasi tergantung pada kapasitas penyimpanan dan lokasi. Berdasarkan bocoran dari situs Samsung Kanada, harga untuk varian 256 GB diperkirakan sekitar CAD 1.678 (sekitar Rp 20,3 juta), sementara varian 512 GB diperkirakan dibanderol sekitar CAD 1.858 (sekitar Rp 22,5 juta).

Di Eropa, harga Galaxy S25 Edge diperkirakan berkisar antara €1.200-€1.300 (sekitar Rp 21,5 juta-23,3 juta) untuk model 256 GB dan €1.300-€1.400 (sekitar Rp 23,3 juta-25,1 juta) untuk model 512 GB. Di Korea Selatan, harga mulai dari 1,5 juta won (sekitar Rp 17,6 juta), dengan harga internasional yang kemungkinan lebih tinggi.

Sebagai perbandingan, Galaxy S25 standar dijual mulai Rp 15 juta, S25 Plus mulai Rp 18 juta, dan S25 Ultra mulai Rp 22,9 juta untuk varian 256 GB di Indonesia. Galaxy S25 Edge diposisikan antara S25 Plus dan S25 Ultra, dengan desain premium dan harga yang kompetitif.

Dengan demikian, Samsung Galaxy S25 Edge menawarkan kombinasi desain tipis dan performa canggih dengan harga yang terjangkau bagi para penggemar perangkat flagship.

Motorola Razr 60 Ultra: Flip Nostalgia dengan Teknologi Terkini

Motorola kembali menghadirkan inovasi dengan Razr 60 Ultra, penerus seri flip ikonik yang kini hadir dalam bentuk foldable modern. Ponsel ini dibekali layar LTPO AMOLED 7,0 inci beresolusi tinggi dengan refresh rate 165Hz, serta dukungan Dolby Vision dan HDR10+. Layar penutup 4 inci yang juga berpanel AMOLED tetap dipertahankan dengan kualitas serupa. Ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Elite, performanya dijamin mumpuni untuk kelas flagship.

Performa kamera juga meningkat signifikan. Kini tersedia tiga kamera 50MP: kamera utama dengan OIS dan zoom lossless 2x, kamera ultrawide dengan kemampuan makro, serta kamera selfie 50MP yang meski tanpa autofocus tetap memberikan hasil memuaskan. Kapasitas baterai ditingkatkan menjadi 4.700mAh dengan dukungan pengisian cepat 68W dan wireless charging 15W.

Motorola memberikan sentuhan artistik pada desain belakang dengan tiga pilihan bahan: kayu, vegan leather, dan alcantara yang disesuaikan dengan warna Pantone. Rangka ponsel terbuat dari aluminium, dengan hinge baja tahan karat yang kokoh dan klik yang memuaskan saat dibuka. Meskipun memiliki perlindungan IP48, bodi belakang tetap mudah kotor dan licin digenggam.

Walau tidak menyertakan charger, waktu isi ulangnya impresif—45 menit untuk penuh. Layar lipatnya memiliki tingkat kecerahan tinggi meski kontrol manual terasa dibatasi. Singkatnya, Razr 60 Ultra menyatukan nostalgia desain klasik dengan kecanggihan teknologi masa kini, menjadikannya salah satu flip phone tercanggih di pasaran.

“Samsung Galaxy S25 Edge: Kamera Selfie Tak Berubah, Apa Masih Layak Dibeli?”

Bocoran mengenai Samsung Galaxy S25 Edge mulai beredar, dan salah satu informasi yang paling menarik perhatian adalah mengenai kamera depannya. Ternyata, Samsung tetap mempertahankan sensor kamera selfie yang sama seperti yang digunakan pada Galaxy S23 dan S24, yaitu sensor 12MP S5K3LU. Sensor ini memiliki ukuran 1/2.82” dan piksel 0.7μm. Meskipun digunakan selama dua generasi, kualitasnya masih tetap terjamin, dengan kemampuan perekaman video 4K di 60fps dan fitur Dual Pixel autofocus yang cepat dan akurat, sangat cocok untuk selfie maupun video call.

Meskipun banyak yang mengharapkan upgrade pada sektor kamera depan, Samsung tampaknya memilih untuk tetap menggunakan sensor yang sudah terbukti andal ini. Keputusan ini kemungkinan diambil untuk efisiensi biaya dan distribusi, serta kemudahan dalam pengelolaan perangkat lunak karena penggunaan hardware yang seragam di seluruh varian. Hal ini mungkin juga merupakan strategi untuk fokus pada sektor lain yang lebih perlu mendapat perhatian.

Jika kamera depan tidak mengalami perubahan, kemungkinan besar Samsung Galaxy S25 Edge akan membawa inovasi pada sektor lain, seperti layar yang lebih melengkung dan baterai yang lebih besar. Dengan chipset Snapdragon 8 Gen 4 yang diperkirakan akan disematkan, Galaxy S25 Edge tetap menjanjikan performa yang tinggi. Desain punch-hole untuk kamera depan juga kemungkinan tidak akan berubah, menjaga konsistensi tampilan antar-varian.

Meski kamera depan masih menggunakan sensor 12MP, kualitas foto dan video tetap bisa diandalkan, terutama dengan autofocus yang tajam dan performa baik dalam kondisi cahaya rendah. Namun, dengan tren ponsel lain yang mulai memperkenalkan kamera depan dengan resolusi lebih tinggi, keputusan Samsung ini terkesan hati-hati. Belum jelas apakah akan ada pembaruan fitur berbasis AI, yang bisa membuat hasil selfie tetap terlihat menarik meskipun menggunakan sensor lama.

Snapdragon 8 Elite 2 Siap Meluncur Lebih Cepat, Hadirkan Lompatan Performa Besar

Qualcomm dikabarkan bakal merilis chipset flagship terbaru mereka, Snapdragon 8 Elite 2, lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika generasi pertama diluncurkan pada Oktober, penerusnya ini diperkirakan akan diumumkan pada September 2025, berdasarkan bocoran yang bersumber dari Digital Chat Station. Dalam beberapa tahun terakhir, Qualcomm memang terlihat konsisten mempercepat jadwal peluncuran SoC andalannya. Di masa lalu, Snapdragon 8-Series biasa rilis pada Desember, lalu beralih ke November, Oktober, dan kini tampaknya semakin maju ke September.

Langkah ini diyakini untuk mengejar momentum Apple, yang setiap tahun meluncurkan iPhone dan chipset barunya pada bulan yang sama. MediaTek dengan lini Dimensity 9000-Series juga terlihat menerapkan strategi serupa, meski seringkali berhasil lebih dulu dibanding Qualcomm. Walau peluncurannya diadakan pada bulan September, smartphone pertama yang mengusung Snapdragon 8 Elite 2 diprediksi akan hadir di bulan Oktober, dengan Xiaomi 16 Series kemungkinan besar menjadi yang pertama memanfaatkan SoC ini dan tampil dalam ajang Snapdragon Summit.

Snapdragon 8 Elite 2 sendiri dijanjikan membawa peningkatan besar dari pendahulunya. Masih menggunakan konfigurasi CPU 2+6, chipset ini akan dilengkapi core baru dengan kecepatan hingga 5.0GHz, naik dari 4.32GHz di generasi sebelumnya. Berdasarkan bocoran benchmark, Snapdragon 8 Elite 2 mampu mencetak skor AnTuTu hingga 3,8 juta poin, sekitar 40 persen lebih tinggi dari sebelumnya. Selain itu, SoC ini akan dibekali dengan L2 cache sebesar 32MB, dukungan RAM LPDDR6, dan GPU terbaru Adreno 840.

Terobosan Legislasi: UEA Gunakan Kecerdasan Buatan untuk Susun Undang-undang

Uni Emirat Arab (UEA) mencetak sejarah sebagai negara pertama di dunia yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam proses pembuatan undang-undang, baik di tingkat federal maupun lokal. Teknologi ini tak hanya akan membantu merancang undang-undang baru, tetapi juga akan memodifikasi aturan yang telah berlaku sebelumnya. Langkah ambisius ini menjadi bagian dari inisiatif besar yang dipimpin oleh kantor baru bernama Regulatory Intelligence Office, yang telah mendapat persetujuan dari kabinet pemerintahan UEA.

Kantor tersebut bertugas untuk merancang, mengelola, dan mengoordinasikan penerapan sistem regulasi berbasis AI bersama pejabat pemerintah di berbagai tingkatan. Dalam penerapannya, seluruh aspek legislasi mulai dari peraturan, keputusan pengadilan, hingga layanan publik, akan dihasilkan oleh komputer yang cerdas. Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, penguasa Dubai sekaligus Perdana Menteri dan Wakil Presiden UEA, menegaskan bahwa sistem legislasi berbasis AI ini akan mempercepat proses hukum sekaligus meningkatkan ketepatan regulasi.

Teknologi AI ini juga memungkinkan pemantauan langsung terhadap dampak undang-undang terhadap masyarakat dan ekonomi melalui basis data hukum terintegrasi. Keputusan ini mengikuti penunjukan Sultan al-Olama sebagai Menteri AI pertama di dunia dan peluncuran Strategi AI nasional UEA. Pemerintah memperkirakan bahwa hingga tahun 2030, AI akan mendorong pertumbuhan ekonomi, memangkas biaya birokrasi hingga setengahnya, serta meningkatkan PDB negara hingga 35%.

Waspadai Jasa Unlock IMEI, Bea Cukai Ingatkan Masyarakat Tak Mudah Tergiur

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap penawaran jasa pendaftaran atau “unlock” IMEI yang kerap muncul di berbagai platform. Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo, menegaskan bahwa pendaftaran IMEI hanya berlaku untuk perangkat HKT—yakni handphone, komputer genggam, dan tablet—yang dibeli dari luar negeri, baik dibawa langsung oleh penumpang maupun dikirim sebagai barang kiriman.

Menurut Budi, proses registrasi IMEI bisa dilakukan melalui pengisian electronic customs declaration (e-CD) atau formulir BC 2.2 untuk penumpang yang membawa perangkat dari luar negeri. Bagi mereka yang tidak langsung mendaftarkan IMEI saat kedatangan, bisa melakukan proses tersebut di kantor pelayanan Bea Cukai terdekat, atau secara daring melalui situs resmi yang telah disediakan. Ia juga menekankan bahwa registrasi ini bersifat gratis dan tidak dipungut biaya apa pun.

Namun, Budi mengingatkan bahwa meskipun pendaftaran IMEI tidak dikenakan biaya, masyarakat tetap berkewajiban membayar bea masuk serta pajak impor seperti PPN dan PPh Pasal 22 atas barang yang dibawa. Biaya ini bukan untuk pendaftaran IMEI, melainkan merupakan bagian dari ketentuan perpajakan yang berlaku terhadap barang impor. Nomor IMEI sendiri adalah identitas unik untuk setiap perangkat seluler dan tidak ada dua perangkat yang memiliki nomor IMEI yang sama, sehingga keasliannya dapat dipastikan melalui sistem ini.

Motorola Edge 60 Stylus: Kembali Membawa Kesenangan Menulis di Era Smartphone

Terkadang, perangkat yang dirancang khusus untuk mencatat dapat membawa kesenangan tersendiri, terutama bagi mereka yang terbiasa menulis di atas kertas. Sebagai seorang jurnalis, saya selalu tertarik untuk mencoba perangkat note-taking, dan Motorola Edge 60 Stylus berhasil menarik perhatian saya. Alasan utamanya adalah karena harganya yang terjangkau dan kemudahan membawa perangkat ini ke mana saja. Dengan ukuran layar 6,7 inci dan desain yang ramping serta ringan, perangkat ini mudah dibawa ke mana saja, bahkan dalam tas kecil sekalipun. Dibandingkan dengan perangkat lain yang memiliki stylus, Edge 60 Stylus memberi pengalaman yang menyenangkan dan lebih fungsional. Layarnya yang tajam dengan panel OLED dan refresh rate 120 Hz sudah cukup untuk berbagai keperluan, meski tak semewah ponsel flagship lainnya.

Namun, yang paling menonjol tentu saja adalah keberadaan stylus bawaan. Berbeda dengan beberapa perangkat premium yang menawarkan stylus dengan fitur mewah, Motorola memberikan stylus dalam harga yang jauh lebih terjangkau. Keunggulannya, stylus ini sangat mudah digunakan untuk mencatat, menggambar, atau sekadar membuat catatan kecil di saat-saat penting. Walaupun tidak memiliki fitur canggih seperti tingkat tekanan atau kontrol jarak jauh, stylus ini tetap memberikan pengalaman yang cukup memuaskan untuk penggunaan sehari-hari. Ada juga fitur AI yang menyenangkan, seperti kemampuan untuk mengubah sketsa menjadi gambar yang lebih nyata, menambah kesenangan dalam menggunakan perangkat ini.

Dengan chip Qualcomm Snapdragon 7s Gen 2 dan kapasitas baterai 5000 mAh, Motorola Edge 60 Stylus dapat diandalkan untuk penggunaan normal sepanjang hari. Walau kamera 50 megapiksel dan ultra-wide lens 13 megapiksel tidak menawarkan kualitas foto yang luar biasa, ponsel ini masih dapat diandalkan dalam pencahayaan yang cukup. Secara keseluruhan, Motorola Edge 60 Stylus memberikan nilai lebih dengan fitur stylus yang sangat berguna bagi siapa saja yang suka mencatat atau menggambar kapan saja.

Xiaomi HyperOS 3: Sistem Operasi Terbaru yang Penuhi Kebutuhan Pengguna

Xiaomi baru saja meluncurkan HyperOS 3, sistem operasi canggih yang dikembangkan untuk menggantikan MIUI. Berbasis Android 16, HyperOS 3 hadir dengan berbagai fitur inovatif yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna. Salah satu fitur baru yang mencuri perhatian adalah Live Updates, yang memungkinkan pengguna menerima informasi terkini langsung di layar utama tanpa perlu membuka aplikasi. Ini membuat akses ke berita atau pembaruan status lebih cepat dan praktis.

Selain itu, HyperOS 3 dilengkapi dengan Embedded Photo Picker, yang mempermudah pengguna dalam memilih foto dengan antarmuka yang lebih sederhana. Fitur ini sangat berguna bagi mereka yang sering berbagi gambar atau bekerja dengan visual. Untuk aspek privasi, Xiaomi meningkatkan kontrol pengguna melalui Privacy Sandbox, memungkinkan mereka untuk mengelola izin aplikasi secara lebih terperinci dan memastikan data pribadi tetap aman.

Bagi pengguna yang sering menulis, WritingTools API hadir untuk membantu dengan saran otomatis dalam proses penulisan, meningkatkan efisiensi. Di sektor fotografi, HyperOS 3 juga menawarkan peningkatan besar, seperti fitur hybrid auto-exposure dan kontrol suhu warna yang lebih presisi, memastikan foto tetap jernih meski dalam pencahayaan rendah. Tampilan layar juga mengalami peningkatan dengan dukungan HDR Ultra dan refresh rate adaptif, memberikan pengalaman visual yang lebih imersif.

Untuk para gamer dan penggemar performa tinggi, HyperOS 3 membawa Vulkan API yang memastikan performa grafis yang lebih baik, serta kompilasi cloud untuk mempercepat instalasi aplikasi. Semua fitur ini menjadikan HyperOS 3 sebagai pilihan menarik bagi pengguna Xiaomi yang menginginkan sistem operasi lebih efisien dan canggih.

Intel Lakukan Restrukturisasi, Fokus pada Inovasi AI untuk Masa Depan

Perusahaan teknologi Intel mengonfirmasi rencana besar dalam hal restrukturisasi, yang melibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah yang belum dipastikan, dimulai pada kuartal kedua tahun ini. Langkah ini bertujuan untuk memangkas birokrasi yang berlebihan serta merampingkan struktur manajemen menengah di perusahaan. CEO Intel, Lip-Bu Tan, menjelaskan bahwa mereka ingin meningkatkan efisiensi dengan meminimalkan jumlah karyawan yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan memberikan lebih banyak kewenangan kepada talenta terbaik perusahaan.

Sekitar 20 persen dari total 108.900 karyawan Intel diperkirakan akan terpengaruh oleh langkah ini. Sebelumnya, Intel sudah beberapa kali melakukan pemangkasan tenaga kerja sebagai bagian dari upaya penghematan biaya, termasuk PHK besar-besaran pada Agustus lalu yang menargetkan lebih dari 15.000 pekerjaan. Penurunan penjualan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan Intel dalam mengadopsi tren kecerdasan buatan (AI), yang kini menjadi fokus utama perusahaan.

Tan menegaskan bahwa Intel akan fokus pada pengembangan produk-produk yang mendukung kebutuhan komputasi berbasis AI dan model penalaran (reasoning). Di samping itu, Tan juga ingin mengubah Intel menjadi perusahaan yang lebih terpusat pada rekayasa teknik dengan mengurangi proses birokrasi yang menghambat produktivitas. Dengan target menghemat 1,5 miliar dolar AS dalam dua tahun ke depan, biaya tersebut akan dialokasikan untuk investasi pada tenaga ahli dan pengembangan teknologi.

Sebagai bagian dari upaya efisiensi, Tan juga meminta manajer untuk mengurangi rapat yang tidak perlu dan membatasi jumlah peserta. Mulai September mendatang, Intel juga akan memperluas kebijakan kembali ke kantor, mengharuskan karyawan bekerja empat hari dalam seminggu. Tan berharap langkah-langkah ini akan membantu Intel mengembalikan kejayaan perusahaan seperti di masa lalu.

7 Langkah Mudah Menghapus Virus di Laptop Tanpa Harus Install Ulang

Laptop telah menjadi alat utama untuk mendukung produktivitas, baik dalam bekerja maupun belajar. Namun, virus yang menginfeksi laptop dapat mengganggu kinerjanya dan membuatnya terasa lebih lambat. Beruntung, ada beberapa cara efektif untuk membersihkan laptop dari virus tanpa perlu menginstal ulang sistem operasi. Salah satu langkah pertama adalah menggunakan antivirus terpercaya yang sudah diperbarui. Antivirus seperti Norton, McAfee, atau Kaspersky sangat membantu untuk menghapus virus dan malware yang tersembunyi dalam file sistem.

Jika antivirus standar tidak cukup, kamu bisa mencoba software tambahan seperti Malwarebytes atau HitmanPro untuk mengatasi virus yang lebih sulit dihapus. Tool ini efektif membersihkan virus yang bersembunyi di file sistem maupun aplikasi yang mungkin tidak terdeteksi oleh antivirus biasa. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan Task Manager untuk memeriksa proses yang berjalan di latar belakang. Jika menemukan aplikasi mencurigakan, segera hentikan proses tersebut.

Masuk ke Mode Aman (Safe Mode) juga bisa menjadi solusi efektif untuk menghapus virus yang sulit dihapus dalam kondisi normal. Dengan hanya menjalankan file dan driver penting, virus lebih mudah terdeteksi. Kamu juga bisa memanfaatkan Command Prompt untuk memeriksa file sistem dan menghapus file berbahaya secara manual. Jangan lupa untuk membersihkan browser dari virus yang menginfeksi ekstensi atau pengaturannya. Terakhir, pastikan firewall di laptop kamu aktif dan teratur, untuk mencegah virus masuk dari jaringan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu bisa menjaga laptop tetap aman dan bebas dari virus tanpa harus melakukan reset pabrik atau menginstal ulang sistem operasi.