Category Archives: Teknologi Pendidikan

https://shopthebootrack.com

Mendorong Budaya Sains di Indonesia: Kemdiktisaintek Ungkap Program Unggulan 2025

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) kembali menggelar acara Coffee Morning with Media untuk memperkenalkan program prioritas tahun 2025. Acara ini dihadiri lebih dari 40 jurnalis dari berbagai media nasional, dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi, M. Samsuri, serta Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Yudi Darma, sebagai pembicara utama.

Dalam sambutannya, M. Samsuri menegaskan bahwa Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi hadir sebagai unit baru di Kemdiktisaintek yang bertujuan mendukung kebijakan dan program berbasis solusi ilmiah (scientific solution). Ia menjelaskan bahwa dukungan tersebut akan diwujudkan melalui tiga direktorat utama: Direktorat Bina Talenta Sains dan Teknologi, Direktorat Strategi dan Sistem Pembelajaran Transformatif, serta Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi. Ketiga direktorat ini berperan penting dalam menciptakan program-program yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Program prioritas tahun ini difokuskan pada upaya memperkuat ekosistem sains dan teknologi nasional agar Indonesia dapat menjadi pusat ilmu pengetahuan yang diakui secara global. Indonesia memiliki potensi besar dari segi keanekaragaman hayati, sumber daya mineral, dan budaya. Namun, sains dan teknologi masih sering dianggap eksklusif dan hanya dapat diakses oleh kalangan akademisi.

Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Yudi Darma, menekankan pentingnya mendekatkan sains dan teknologi kepada masyarakat umum agar tercipta budaya berbasis pengetahuan (citizen-based science). Menurutnya, pemahaman sains dapat membantu masyarakat menghindari berbagai masalah sosial, seperti hoaks, judi online, dan pinjaman daring ilegal.

“Kami ingin membangun masyarakat yang menjadikan sains sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, setiap sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil akan didasarkan pada ilmu pengetahuan. Melalui program diseminasi dan pemanfaatan sains, kami berharap sains tidak hanya membudaya tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” jelas Yudi.

Untuk menyebarluaskan sains, Direktorat ini akan menggandeng berbagai asosiasi guna melakukan diplomasi sains. Strateginya bukan sekadar memamerkan produk inovatif, tetapi juga menggabungkan sains dengan seni melalui program bertajuk Rapsodi Saintek dan Seni agar lebih mudah dipahami berbagai kalangan.

Di sisi pemanfaatan, fokus utama adalah pengembangan living lab, yaitu ekosistem hidup berbasis sains dan teknologi yang melibatkan kolaborasi langsung dengan masyarakat. Yudi menjelaskan bahwa penelitian selama ini terlalu terpusat di laboratorium tertutup yang sulit diakses. Dengan living lab, riset akan dilakukan di tengah masyarakat, memanfaatkan potensi lokal untuk membangun rantai ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan komunitas.

Selain program baru tahun 2025, Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi juga mengelola pendanaan riset melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Program ini merupakan kelanjutan dari Program Ekosistem Kemitraan yang sebelumnya dijalankan oleh Konsorsium Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) di 27 provinsi pada 2023–2024.

Program lanjutan ini diberi nama Program Berdikari, yang berfokus pada riset berbasis potensi daerah untuk meningkatkan ekonomi komunitas. Skema pertama, EMAS (Ekonomi, Mandiri, Sejahtera), bertujuan menghasilkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan ekonomi komunitas melalui potensi lokal dengan pendanaan riset berkisar antara Rp100 juta hingga Rp500 juta. Sementara itu, skema kedua, BERLIAN (Berdaya Saing, Efektif, Berkelanjutan), memfokuskan riset terapan untuk memperkuat rantai pasok dan daya saing industri dalam negeri dengan pendanaan maksimal Rp700 juta per riset.

Total pendanaan Program Berdikari tahun ini mencapai Rp40 miliar, yang telah disalurkan kepada 100 tim periset pada Desember 2024. Pendanaan ini bersifat lintas tahun dan akan berlangsung hingga Desember 2026.

Sebagai contoh, Konsorsium PTPPV Jawa Timur melalui Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengembangkan lima riset untuk meningkatkan produktivitas peternakan sapi di Kecamatan Pudak, Ponorogo, Jawa Timur. Beberapa riset unggulannya meliputi otomatisasi kandang berbasis sistem informasi terpadu melalui D-COWs-Reog, pemanfaatan IoT untuk otomatisasi produksi susu UHT melalui SMART-UHT, serta penggunaan kendaraan listrik untuk transportasi hasil susu dan limbah peternakan melalui CREATE e-ATV. Selain itu, proyek POROS-PJU menghadirkan solusi penerangan jalan hemat energi berbasis IoT, dan WAROK-GREEN mengoptimalkan pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk produksi biogas.

“Sebagian besar riset yang didanai berkaitan dengan sektor agro, baik di bidang agrokreatif maupun agroteknologi. Kami berharap media sebagai mitra strategis dapat turut menyebarluaskan pemanfaatan sains dan teknologi kepada masyarakat. Dengan demikian, ekosistem saintek nasional semakin berkembang dan melahirkan masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan,” pungkas Yudi.

Biaya Langganan ChatGPT Plus: Fitur, Harga, dan Cara Berlangganan

ChatGPT Plus merupakan layanan premium dari OpenAI yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna ChatGPT. Dengan berlangganan layanan ini, pengguna mendapatkan akses prioritas, waktu respons lebih cepat, serta performa yang lebih stabil, terutama saat jumlah pengguna sedang tinggi.

Layanan ini sangat cocok bagi mereka yang menggunakan ChatGPT untuk berbagai keperluan, seperti bekerja, belajar, atau mencari informasi dengan lebih efisien. Sebelum berlangganan, penting untuk mengetahui harga serta metode pembayaran yang tersedia.

OpenAI menawarkan paket ChatGPT Plus dengan harga yang kompetitif dibandingkan dengan manfaat yang diberikan. Proses pendaftaran pun cukup sederhana dan dapat dilakukan langsung melalui situs resmi OpenAI. Berikut ini adalah rincian harga serta cara berlangganannya.

Harga ChatGPT Plus

💰 Biaya Berlangganan:

  • $20 per bulan (sekitar Rp 327.100 dengan kurs Rp 16.360)

🔹 Fitur yang Didapatkan:

  • Akses ke semua fitur versi gratis
  • Batas penggunaan lebih tinggi: Bisa mengirim lebih banyak pesan, mengunggah file lebih besar, serta melakukan analisis data tingkat lanjut
  • Mode suara: Tersedia mode suara standar dan canggih untuk interaksi yang lebih alami
  • Berbagai model AI: Pilihan model seperti o3-mini, o3-mini-high, dan o1 sesuai kebutuhan
  • GPT Kustom & Proyek: Dapat membuat dan menggunakan model AI yang disesuaikan
  • Akses terbatas ke Sora: Bisa mencoba fitur pembuatan video AI (masih dalam tahap awal)

Harga ChatGPT Pro

💰 Biaya Berlangganan:

  • $200 per bulan (sekitar Rp 3.270.500 dengan kurs Rp 16.360)

🔹 Fitur yang Didapatkan:

  • Semua fitur yang tersedia dalam ChatGPT Plus
  • Akses penuh tanpa batas ke GPT-4o dan semua model AI
  • Mode suara canggih tanpa batas
  • Fitur riset mendalam dan akses ke modus o1 pro
  • Akses lebih luas ke pembuatan video dengan Sora

Cara Berlangganan ChatGPT Plus

Berlangganan ChatGPT Plus dapat dilakukan dengan mudah melalui langkah-langkah berikut:

  1. Kunjungi situs ChatGPT di chat.openai.com melalui browser.
  2. Login atau buat akun jika belum memiliki akun OpenAI.
  3. Klik “Upgrade to Plus” pada menu di sisi kiri layar.
  4. Pilih paket langganan dan masukkan detail pembayaran (mendukung kartu kredit Visa, Mastercard, atau Amex).
  5. Konfirmasi pembayaran dan akun Anda akan segera aktif dengan fitur premium.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa langsung menikmati layanan ChatGPT Plus dengan fitur eksklusif yang lebih optimal.

Transformasi Pembelajaran Melalui Kecerdasan Buatan: Memahami Peran DeepSeek dan ChatGPT dalam Pendidikan

Perkembangan kecerdasan buatan (AI), seperti DeepSeek dan ChatGPT, telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Bagi para ahli teknologi pendidikan, AI bukan hanya sekadar alat teknis, tetapi sebuah kekuatan yang dapat mendefinisikan ulang cara kita mengakses, memahami, dan menerapkan pengetahuan. Dalam pandangan mereka, AI memiliki potensi untuk mendalami pembelajaran, menciptakan pengalaman yang lebih inklusif, dan membuka peluang baru bagi siswa dan pendidik. Meskipun demikian, berbagai tantangan terkait etika, akurasi informasi, dan peran pendidik dalam proses pembelajaran tetap menjadi perhatian penting.

ChatGPT, sebagai salah satu model bahasa generatif dari OpenAI, telah menarik perhatian luas dengan kemampuannya untuk menghasilkan teks yang menyerupai tulisan manusia. Dalam konteks pendidikan, ChatGPT digunakan oleh siswa dan mahasiswa untuk beragam tujuan, seperti membantu menulis esai, menjelaskan konsep-konsep sulit, atau menyederhanakan materi pelajaran yang rumit. Kemampuan untuk berinteraksi secara alami dan memberikan respons instan menjadikan ChatGPT sebagai alat yang sangat berguna dalam pembelajaran mandiri. Sebuah studi oleh Holmes et al. (2022) menyebutkan bahwa AI generatif seperti ChatGPT dapat berfungsi sebagai “asisten virtual” yang meningkatkan keterlibatan siswa dan mendukung pembelajaran yang lebih personal. Namun, meski ChatGPT memiliki banyak kelebihan, masih ada kekhawatiran mengenai ketidakakuratan atau bias dalam informasi yang dihasilkannya. Penelitian oleh Kasneci et al. (2023) menyoroti bahwa meskipun ChatGPT dapat menghasilkan teks yang koheren, seringkali hasilnya tidak sepenuhnya akurat, yang menjadi tantangan besar dalam pendidikan, di mana ketepatan informasi sangatlah penting.

Di sisi lain, DeepSeek menawarkan pendekatan yang lebih berbasis analisis dan data. Platform ini dirancang untuk memberikan solusi berbasis data yang sangat berguna dalam konteks pendidikan tinggi dan penelitian. DeepSeek dapat membantu mahasiswa atau peneliti menganalisis data statistik, membuat model prediktif, atau menyelesaikan masalah teknis yang kompleks. Menurut Luckin et al. (2016), alat AI yang berfokus pada analisis data dapat meningkatkan kualitas penelitian dan pembelajaran berbasis proyek. Namun, DeepSeek lebih cocok digunakan dalam konteks teknis dan analitis, yang menjadikannya kurang tepat untuk siswa yang membutuhkan dukungan dalam kreativitas atau penulisan. Penggunaan DeepSeek juga memerlukan tingkat pemahaman teknis yang lebih tinggi, yang bisa menjadi hambatan bagi beberapa pengguna.

Dari sudut pandang teknologi pendidikan, ChatGPT dan DeepSeek memiliki peran yang saling melengkapi. ChatGPT lebih unggul dalam hal fleksibilitas dan kemampuan untuk mendukung pembelajaran interaktif dan kreatif. ChatGPT membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dengan cara yang lebih mudah dipahami dan memberikan umpan balik langsung untuk tugas-tugas mereka. Di sisi lain, DeepSeek memberikan dukungan yang lebih mendalam dan terstruktur, cocok untuk kebutuhan analitis dan penelitian. Misalnya, dalam proyek penelitian yang memerlukan pengolahan data atau pemodelan statistik, DeepSeek dapat memberikan solusi yang lebih kuat dibandingkan ChatGPT.

Namun, integrasi AI dalam pendidikan harus dilakukan dengan penuh pertimbangan. Seperti yang ditekankan oleh Williamson (2017), penggunaan teknologi dalam pendidikan harus mempertimbangkan aspek etis dan pedagogis. AI seperti ChatGPT dan DeepSeek harus digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti, dalam proses pembelajaran yang berpusat pada manusia. Selwyn (2021) juga menegaskan bahwa teknologi seharusnya memperkaya pengalaman belajar dan bukan menggantikan peran pendidik.

Secara keseluruhan, baik DeepSeek maupun ChatGPT menawarkan peluang besar untuk mendukung pendidikan di berbagai tingkatan. ChatGPT lebih unggul dalam memberikan fleksibilitas dan interaktivitas, sementara DeepSeek lebih efektif untuk analisis mendalam dan penelitian. Keduanya memiliki peran yang saling melengkapi, dan penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks pembelajaran. Yang terpenting adalah bahwa pendidik dan pelajar harus menggunakan teknologi ini dengan penuh tanggung jawab, sambil selalu memperhatikan aspek etika dan pedagogi dalam setiap langkah pembelajaran.

DeepSeek: Teknologi AI China yang Mengancam Dominasi Amerika Serikat

Akhir-akhir ini, DeepSeek, sebuah model kecerdasan buatan (AI) buatan China, mencuri perhatian dunia teknologi dengan kemampuannya yang bisa menandingi, bahkan lebih unggul dari, AI populer lainnya seperti ChatGPT. Meskipun memiliki format yang mirip dengan berbagai chatbot AI yang sudah ada, DeepSeek menghadirkan berbagai inovasi yang dapat menggoyahkan dominasi teknologi AI yang selama ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar asal Amerika Serikat.

DeepSeek dibangun oleh sebuah startup muda yang berbasis di Hangzhou, Zhejiang, China, dan baru didirikan pada tahun 2023. Dibalik pengembangannya adalah seorang ahli teknologi, Liang Wenfeng, yang optimis bahwa DeepSeek akan menjadi pemain penting dalam perkembangan teknologi AI global. Dalam kurun waktu yang singkat, DeepSeek telah mencatatkan kesuksesan besar, bahkan meraih posisi teratas di berbagai platform seperti Apple App Store dan Google Play Store.

Kehadiran DeepSeek tentu menjadi ancaman serius bagi perusahaan-perusahaan AI asal AS. Selain lebih cerdas dan efisien, biaya pengembangan DeepSeek jauh lebih rendah dibandingkan dengan model AI yang ada saat ini. Misalnya, pengembangan DeepSeek-R1 yang memakan biaya sekitar 6 juta dollar AS, sedangkan pengembangan GPT-4 yang digunakan di ChatGPT menghabiskan hingga 63 juta dollar AS.

DeepSeek juga memanfaatkan teknologi inovatif seperti Mixture-of-Experts (MoE) dan Chain of Thought (CoT) untuk memastikan efisiensi dan kinerja yang tinggi. MoE memungkinkan model untuk hanya mengaktifkan parameter yang dibutuhkan dalam setiap pemrosesan, sementara CoT mengarah pada penyelesaian tugas yang lebih terstruktur dan logis.

Dengan kemampuan yang dimiliki, DeepSeek tidak hanya unggul dalam hal biaya dan efisiensi, tetapi juga dalam kemampuan untuk mengalahkan AI lain dalam benchmark pengujian. Di beberapa uji coba, DeepSeek V3 bahkan mencatatkan skor lebih tinggi dibandingkan dengan model AI lainnya, seperti Claude, Llama, dan GPT-4.

Namun, bukan hanya dari sisi teknis yang membuat DeepSeek menonjol. DeepSeek mengembangkan modelnya dengan pendekatan open-source, memungkinkan pengembang di seluruh dunia untuk berkontribusi pada kemajuannya. Hal ini berbeda dengan ChatGPT yang dikembangkan secara tertutup. Keputusan untuk bersikap terbuka ini diyakini akan mempercepat pertumbuhan DeepSeek, memungkinkan inovasi yang lebih cepat.

Meskipun ada pihak yang menyambut baik kehadiran DeepSeek, seperti Presiden Donald Trump dan bos ChatGPT, Sam Altman, yang melihatnya sebagai pemicu kompetisi yang sehat, tidak sedikit juga yang merasa khawatir. Kehadiran DeepSeek mengingatkan banyak pihak bahwa dominasi AS dalam teknologi AI bisa segera berakhir jika tidak segera berinovasi lebih lanjut. Pemerintah AS dan beberapa perusahaan teknologi besar, seperti Nvidia dan Meta, kini mulai lebih waspada terhadap perkembangan DeepSeek yang mengancam pasar mereka.

Dengan semua pencapaian dan kontroversi yang menyertainya, DeepSeek tidak hanya menarik perhatian dunia AI, tetapi juga pasar saham dan kripto. Beberapa perusahaan teknologi AS bahkan mengalami penurunan tajam di pasar saham setelah kemunculan DeepSeek. Bagi banyak orang, DeepSeek adalah bukti bahwa kecerdasan buatan yang lebih efisien dan murah mungkin menjadi kenyataan di masa depan, menggantikan model-model yang selama ini kita kenal.

Perkembangan DeepSeek tentu akan menjadi sorotan dalam beberapa tahun ke depan, dengan dampak yang jauh lebih besar baik untuk industri AI maupun untuk geopolitik global.

Kemendikdasmen Luncurkan Rumah Pendidikan: Solusi Digital untuk Transformasi Pendidikan Indonesia

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah resmi meluncurkan program Cetak Biru Transformasi Digital melalui Rumah Pendidikan. Ini adalah langkah strategis yang mengintegrasikan berbagai layanan pendidikan dalam satu platform digital terhubung, yang bertujuan mendukung kemajuan pendidikan Indonesia hingga tahun 2029. Rumah Pendidikan tidak hanya menawarkan akses mudah ke berbagai layanan pendidikan, tetapi juga menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dan efisien.

Menurut Abdul Mu`ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, peluncuran program ini lebih dari sekadar penerapan teknologi. Transformasi digital dalam pendidikan bertujuan menciptakan sistem yang lebih inklusif dan efisien, serta meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan semangat untuk bergerak cepat, program ini diharapkan dapat membantu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemanfaatan teknologi yang tepat.

Rumah Pendidikan bukanlah platform yang menggantikan sistem digital sebelumnya, tetapi lebih kepada upaya untuk menyatukan berbagai layanan yang ada, sehingga lebih mudah diakses oleh para pengguna. Aplikasi ini, yang tersedia dalam versi Beta, dapat diakses melalui situs web resmi atau diunduh di Play Store untuk perangkat Android. Dengan adanya aplikasi ini, masyarakat, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga orang tua dan siswa, dapat mengakses berbagai layanan pendidikan dalam satu tempat.

Menteri Mu`ti menegaskan bahwa meskipun teknologi membawa kemudahan, penggunaannya harus bertanggung jawab. Data yang dihasilkan melalui transformasi digital ini harus digunakan secara bijak, dan ke depannya kebijakan pendidikan diambil berdasarkan data yang valid dan akurat. Ia berharap Rumah Pendidikan dapat menjadi platform yang tidak hanya mengintegrasikan layanan pendidikan, tetapi juga mendorong kebijakan berbasis data yang lebih transparan dan efisien.

Dalam laporan yang disampaikan oleh Suharti, Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, program ini akan memperkenalkan solusi utama dalam mengintegrasikan layanan pendidikan pada berbagai jenjang, mulai dari anak usia dini hingga pendidikan menengah, baik formal maupun nonformal. Rumah Pendidikan akan mempermudah semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan untuk bekerja sama secara efisien dalam mencapai tujuan bersama, yaitu mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.

Peluncuran program ini mendapatkan apresiasi dari Hetifah Sjaifudian, anggota Komisi X DPR RI, yang menyebutnya sebagai sebuah langkah positif bagi dunia pendidikan. Ia menekankan pentingnya penerapan kebijakan berbasis data untuk meningkatkan transparansi dan inklusivitas dalam sistem pendidikan Indonesia.

Dengan menghadapi tantangan besar seperti lebih dari 986 aplikasi yang belum terintegrasi, Rumah Pendidikan hadir sebagai solusi untuk menyederhanakan akses dan meningkatkan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan. Sistem ini juga akan memastikan pengelolaan data yang efisien dan akuntabel, yang akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan nasional.

Portal Rumah Pendidikan hadir dengan 8 ruang utama yang mencakup berbagai aspek, antara lain Ruang GTK, yang mendukung pengembangan kompetensi guru, Ruang Murid, yang menyediakan akses pembelajaran mendalam, serta Ruang Sekolah yang membantu sekolah dalam pengelolaan sumber daya. Program ini juga melibatkan orang tua, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk mendukung pendidikan yang holistik dan inklusif.

Dengan peluncuran Rumah Pendidikan ini, Kemendikdasmen berharap dapat mempercepat transformasi digital dalam pendidikan, memberikan manfaat yang signifikan, dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Integrasi AI Dalam Kurikulum Pendidikan Sekolah Membangun Generasi Unggul Dan Adaptif

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Indonesia mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum pendidikan mulai tahun ajaran 2025-2026. Langkah ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda agar lebih siap menghadapi tantangan di era digital yang semakin kompleks. Dengan mengadopsi teknologi terkini, diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.

Integrasi AI dalam kurikulum pendidikan merupakan respons terhadap perkembangan teknologi yang pesat dan kebutuhan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Dalam era digital ini, pemahaman tentang teknologi seperti AI menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing bangsa. Dengan memasukkan AI ke dalam pembelajaran, siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep kompleks dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa pendidikan harus beradaptasi dengan perubahan zaman.

Salah satu keuntungan utama dari integrasi AI adalah kemampuannya untuk mempersonalisasi pengalaman belajar. AI dapat menganalisis data siswa untuk memahami kebutuhan dan gaya belajar masing-masing individu, memungkinkan pengajaran yang lebih efektif. Dengan pendekatan ini, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka sendiri, sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Ini mencerminkan pentingnya pendekatan individual dalam pendidikan modern.

Selain membantu siswa, AI juga dapat memberikan dukungan signifikan bagi guru. Dengan mengotomatiskan tugas administratif seperti penilaian dan pengelolaan kelas, guru dapat lebih fokus pada interaksi langsung dengan siswa. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pengajaran tetapi juga memperkaya pengalaman belajar siswa. Ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang mendukung peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif.

Meskipun ada banyak manfaat, implementasi AI dalam pendidikan juga menghadapi tantangan. Kesenjangan akses teknologi antara sekolah-sekolah harus diatasi agar semua siswa dapat menikmati manfaat yang sama. Selain itu, pelatihan bagi guru dan penyediaan infrastruktur yang memadai juga menjadi faktor kunci untuk keberhasilan program ini. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang inklusif.

Dengan integrasi AI dalam kurikulum pendidikan, diharapkan Indonesia dapat membangun generasi yang unggul dan adaptif terhadap perubahan global. Diharapkan bahwa langkah ini akan memberikan dampak positif bagi kualitas pendidikan di tanah air, menciptakan individu-individu yang tidak hanya siap menghadapi tantangan tetapi juga mampu berkontribusi secara signifikan bagi kemajuan bangsa. Keberhasilan implementasi program ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan pendidikan di Indonesia.

AI Dalam Pendidikan Mewujudkan Sinergi antara Teknologi Dan Manusia

Integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan semakin menjadi sorotan utama. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, AI diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif bagi siswa di seluruh dunia. Hal ini menandai era baru di mana teknologi dan manusia dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.

Seiring dengan perkembangan zaman, sistem pendidikan harus beradaptasi dengan kebutuhan generasi muda yang semakin digital. AI menawarkan solusi untuk mempersonalisasi pengalaman belajar dengan menggunakan algoritma canggih yang dapat menyesuaikan materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing siswa. Ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak lagi bersifat satu ukuran untuk semua, tetapi lebih inklusif dan responsif terhadap individu.

Dengan penerapan AI, guru dapat menggunakan alat pembelajaran adaptif yang membantu mendeteksi kelemahan siswa lebih awal. Selain itu, AI juga memungkinkan penggunaan chatbot dan asisten virtual untuk menjawab pertanyaan siswa secara real-time, memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Ini mencerminkan potensi besar AI dalam meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia juga merencanakan untuk memasukkan mata pelajaran coding dan AI ke dalam kurikulum mulai tahun ajaran 2025-2026. Langkah ini diambil untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di era digital. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang teknologi, siswa diharapkan dapat bersaing secara global. Ini menunjukkan bahwa pendidikan harus terus berkembang untuk memenuhi tuntutan zaman.

Selain fokus pada keterampilan teknis, ada juga perhatian yang meningkat terhadap pendidikan sosial dan emosional (SEL). Dengan mengintegrasikan SEL ke dalam kurikulum, siswa diajarkan untuk mengenali dan mengelola emosi mereka serta membangun hubungan sosial yang sehat. Ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya kesejahteraan mental dan emosional dalam proses belajar.

Dengan penerapan AI dan pendekatan holistik dalam pendidikan, semua pihak berharap agar sistem pendidikan dapat lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Diharapkan bahwa kolaborasi antara teknologi dan manusia akan menghasilkan generasi baru yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki keterampilan sosial yang kuat. Keberhasilan dalam mengimplementasikan perubahan ini akan menjadi langkah penting menuju masa depan pendidikan yang lebih baik bagi semua.

Bagaimana Transportasi Modern Mengubah ASEAN

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota besar seperti Jakarta, keberadaan bangunan atau kawasan perkantoran yang terhubung dengan sarana transportasi publik seperti stasiun kereta atau halte bus menjadi suatu keharusan. Hal ini bukan tanpa alasan, karena transportasi memengaruhi hampir setiap aspek aktivitas manusia, baik dalam bekerja, berbisnis, hingga berinteraksi sosial. Dalam kawasan ASEAN, perkembangan teknologi transportasi juga turut memberikan dampak besar terhadap cara hidup dan interaksi antar manusia. Perubahan ini bahkan berujung pada pergeseran tata kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya di berbagai negara.

Sebagaimana diungkapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI), kemajuan ilmu dan teknologi, khususnya di bidang transportasi, telah mempermudah banyak aktivitas manusia. Transportasi modern, yang memungkinkan kita berpindah dengan cepat dan aman dari satu tempat ke tempat lain, telah mengubah paradigma kehidupan manusia. Alat transportasi seperti kereta cepat, monorel, pesawat terbang, dan kapal cepat kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, memberikan kemudahan, kenyamanan, dan efisiensi waktu.

Namun, meskipun teknologi transportasi di negara-negara ASEAN telah berkembang pesat, beberapa alat transportasi tradisional yang belum menggunakan mesin masih bertahan. Misalnya, di beberapa kota, pedati, delman, dan becak masih digunakan sebagai sarana transportasi untuk keperluan sehari-hari, baik itu untuk mengangkut barang atau penumpang. Meskipun demikian, peran teknologi transportasi modern semakin mendominasi, dan banyak masyarakat yang beralih menggunakan sarana transportasi yang lebih cepat dan efisien.

Salah satu dampak signifikan dari kemajuan transportasi adalah perubahan dalam pola aktivitas masyarakat. Seiring dengan semakin terjangkaunya biaya transportasi udara, pesawat terbang yang dulunya dianggap sebagai moda transportasi mewah kini menjadi pilihan yang umum. Hal ini memudahkan mobilitas masyarakat antarnegara ASEAN, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di kawasan ini. Tak hanya pesawat, transportasi air pun semakin berkembang, tidak hanya sebagai sarana transportasi, tetapi juga sebagai bagian dari sektor wisata. Kapal pesiar, misalnya, kini menjadi salah satu alternatif liburan yang sangat digemari.

Di sisi lain, transportasi darat juga semakin bervariasi, dengan semakin banyaknya pilihan moda transportasi yang tersedia untuk masyarakat. Dari kendaraan pribadi hingga transportasi umum seperti bus, taksi, hingga ride-hailing, masyarakat memiliki berbagai opsi untuk memenuhi kebutuhan perjalanan sehari-hari. Namun, dengan pesatnya perkembangan jumlah kendaraan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kemacetan dan kebutuhan akan infrastruktur yang memadai.

Untuk itu, pembangunan sarana dan prasarana transportasi menjadi semakin mendesak. Di berbagai negara ASEAN, perkembangan ini tidak hanya terbatas pada pembangunan jalan raya dan terminal, tetapi juga mencakup pembangunan bandara, pelabuhan, hingga sistem transportasi bawah tanah. Negara-negara seperti Singapura dan Thailand telah mengembangkan sistem transportasi darat bawah tanah yang sangat efisien untuk mengatasi kemacetan dan meningkatkan mobilitas penduduk di kota-kota besar mereka.

Namun, pembangunan infrastruktur ini tentu tidak tanpa dampak terhadap penggunaan lahan. Lahan-lahan produktif, seperti sawah dan hutan, sering kali harus dikonversi menjadi area pembangunan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur transportasi. Sebagai contoh, di Thailand, pembangunan Bandara Suvarnabhumi menggantikan Bandara Don Muang, sementara di negara-negara lain seperti Filipina dan Laos, bandara-bandara baru juga dibangun dengan memanfaatkan lahan yang sebelumnya digunakan untuk tujuan lain.

Dengan perkembangan teknologi transportasi yang semakin pesat, kehidupan masyarakat ASEAN pun ikut berubah. Dampaknya tidak hanya terlihat dalam aspek mobilitas, tetapi juga dalam perubahan sosial dan ekonomi yang semakin dinamis. Sebagai kawasan yang terus berkembang, ASEAN telah menunjukkan bagaimana transportasi bisa menjadi katalisator utama dalam mewujudkan perubahan besar dalam cara hidup dan berinteraksi antar negara.

Efisiensi Kampanye Ramadan 2025: MMA Innovate Indonesia Soroti Penggunaan AI

MMA Innovate Indonesia 2025 resmi dibuka di Hotel Park Hyatt, Jakarta, pada Rabu (22/1/2025), dengan mengusung tema yang sangat relevan dalam era digital saat ini—transformasi AI dan teknologi dalam kampanye Ramadan 2025. Acara ini menghadirkan berbagai pembahasan tentang potensi kecerdasan buatan (AI) yang semakin berkembang, serta bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menciptakan kampanye yang lebih efektif selama bulan Ramadan.

Sutanto Hartono, Chairman MMA Global Indonesia, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tren konsumsi konten selama Ramadan mengalami lonjakan yang signifikan. Menurutnya, aktivitas konsumsi konten secara keseluruhan meningkat sekitar 15 hingga 20 persen selama Ramadan. “Ini juga tercermin di platform digital, di mana orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengakses konten di dunia maya,” ujar Sutanto.

Selain itu, Sutanto juga mengungkapkan bahwa bulan Ramadan adalah waktu yang sangat strategis untuk belanja iklan, karena pengeluaran konsumen untuk barang-barang pribadi meningkat tajam, yakni sekitar 30 hingga 40 persen. Hal ini mencerminkan potensi pasar yang sangat besar bagi para pemasar untuk memanfaatkan momentum ini dengan kampanye iklan yang tepat sasaran.

Menurut Sutanto, Ramadan bukan hanya menjadi waktu yang tepat bagi pemasar untuk menonjolkan produk dan layanan mereka, tetapi juga menjadi momen untuk menghubungkan merek dengan konsumen melalui kampanye yang bermakna. Oleh karena itu, penting bagi pemasar untuk memanfaatkan perkembangan AI dan teknologi untuk memastikan kampanye mereka semakin canggih dan relevan.

Dalam kesempatan ini, Sutanto juga menyoroti pentingnya adopsi teknologi, khususnya AI, untuk mendorong efisiensi dan meningkatkan ROI (Return on Investment). MMA Global Indonesia memiliki misi jelas untuk memberdayakan pemasar dengan berbagai alat, wawasan, dan strategi untuk mendorong pertumbuhan serta membangun hubungan yang lebih erat dengan konsumen.

Sutanto menambahkan bahwa acara ini tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada pentingnya membangun koneksi yang lebih dalam dengan audiens. “Ramadan adalah waktu yang penuh refleksi dan hubungan. Melalui acara ini, kita dapat memperdalam koneksi dengan konsumen dan menciptakan kampanye yang lebih relevan dan bermakna,” jelasnya.

Sementara itu, di sisi lain, pemerintah Indonesia juga mulai mendorong transformasi digital di sektor layanan publik melalui peluncuran platform INA Digital, yang bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi layanan pemerintah yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini menjadi langkah penting dalam mempermudah akses layanan publik melalui satu portal yang terintegrasi.

Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam hal fragmentasi data dan kesenjangan infrastruktur teknologi informasi di berbagai daerah. Ramprakash Ramamoorthy, Direktur Riset ManageEngine, menekankan bahwa pengintegrasian data adalah tantangan utama yang harus diatasi agar transformasi digital ini bisa memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya AI, diharapkan pemerintah dapat terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mendorong digitalisasi di seluruh sektor.

‘Stargate’: Kolaborasi OpenAI, SoftBank, dan Oracle Ciptakan Perusahaan AI Senilai Triliunan

Tiga perusahaan teknologi terkemuka dunia, yakni OpenAI, SoftBank, dan Oracle, baru-baru ini mengumumkan pembentukan perusahaan kolaboratif bernama Stargate. Tujuan utama perusahaan ini adalah untuk mengembangkan infrastruktur kecerdasan buatan (AI) di Amerika Serikat. Pengumuman tersebut dilakukan di Gedung Putih pada hari Selasa (21/1/2023), dengan kehadiran CEO OpenAI Sam Altman, CEO SoftBank Masayoshi Son, Chairman Oracle Larry Ellison, serta Presiden Donald Trump.

Perusahaan baru ini disebut-sebut sebagai salah satu proyek infrastruktur AI terbesar dalam sejarah. Dalam pengumuman tersebut, ketiga perusahaan besar ini menyatakan komitmennya untuk menginvestasikan hingga USD 100 miliar (sekitar Rp 1.621 triliun) untuk memulai proyek Stargate. Selain itu, mereka berencana menggelontorkan dana tambahan hingga USD 500 miliar (sekitar Rp 8.117 triliun) dalam beberapa tahun ke depan untuk memperluas dan memperkuat infrastruktur AI di AS.

Menurut Presiden Trump, proyek ini diperkirakan akan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja di seluruh Amerika Serikat, seiring dengan pembangunan berbagai pusat data di seluruh negeri. “Stargate akan membangun infrastruktur fisik dan virtual untuk mendukung generasi AI berikutnya,” ujar Trump dalam kesempatan tersebut.

Proyek Stargate sudah dimulai dengan pembangunan pusat data pertama di Texas, seluas 1 juta kaki persegi. Oracle, yang merupakan salah satu operator pusat data terbesar di AS, akan berperan penting dalam mengelola pusat data ini. Sementara itu, SoftBank akan mengelola aspek finansial dari proyek ini.

Stargate juga diharapkan mampu mengatasi tantangan besar yang dihadapi oleh industri AI, termasuk kebutuhan akan pusat data tambahan, chip, listrik, dan sumber daya air yang memadai untuk mendukung perkembangan teknologi AI yang pesat. Sam Altman, CEO OpenAI, menegaskan bahwa proyek ini akan menjadi salah satu yang paling penting di era ini, dengan dampak yang sangat besar pada ekonomi dan kemampuan militer.

Proyek ini juga dianggap sebagai langkah strategis untuk menjaga posisi dominasi Amerika Serikat dalam pengembangan teknologi AI. Altman sebelumnya pernah mengungkapkan keprihatinannya bahwa jika AS tidak melakukan investasi besar dalam infrastruktur AI, maka proyek serupa yang didukung oleh Tiongkok akan mengambil alih dan memperkuat pengaruh global negara tersebut.

Dalam kerangka kerjasama ini, SoftBank akan memimpin dari segi keuangan, sementara OpenAI akan menangani aspek operasional proyek Stargate. Masayoshi Son dari SoftBank akan menjabat sebagai ketua Stargate, dan mitra keempat, MGX, turut berkontribusi dalam pendanaan.

Proyek Stargate menjadi salah satu dari sekian banyak upaya pemerintah AS untuk mempercepat kebangkitan industri teknologi di negara ini. Meskipun sebelumnya terdapat proyek-proyek besar yang diumumkan oleh Trump, seperti pembangunan pabrik Foxconn di Wisconsin pada 2017, banyak dari rencana tersebut yang tidak terwujud sesuai harapan. Kali ini, para pemimpin teknologi berharap Stargate akan menjadi langkah besar yang mampu membawa Amerika Serikat ke garis depan dalam persaingan global di bidang kecerdasan buatan.

Dengan potensi penciptaan lapangan kerja dan dampak ekonominya yang luar biasa, proyek Stargate diprediksi akan menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan infrastruktur AI dan memastikan posisi dominasi AS dalam teknologi masa depan.